Korban Pembunuhan Sadistis Pulomas Pemenang Tender Proyek GBK
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 27 Desember 2016 20:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dodi Triyono, 59 tahun, menjadi korban pembunuhan sadistis di rumahnya sendiri di Jalan Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa, 27 Desember 2016. Di mata keluarga dan kerabatnya, Dodi dikenal sebagai pria yang baik.
Dodi merupakan alumnus Jurusan Arsitek Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Salah seorang teman kuliah Dodi, Sarjono, mengatakan teman satu angkatannya itu biasanya berperangai ramah dan suka mengobrol.
Simak: Begini Rintihan dalam Pembunuhan Sadistis di Pulomas
Namun, menurut Sarjono, Dodi tampak berbeda saat acara reuni pada Jumat, 23 Desember lalu. “Tidak ada tanda khusus, tapi terakhir kemarin saat reuni di FX Sudirman, dia lebih banyak diam daripada biasanya,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa, 27 Desember 2016.
Ia pun mengaku sempat menanyakan alasannya, tapi Dodi menjawab bahwa dia tak punya masalah apa pun. Manurut Sarjono, Dodi saat ini bekerja sebagai pengusaha properti. “Sekarang dia developer, pengusaha properti lah. Dia kayaknya kerja sama dengan orang lain. Tapi persisnya bagaimana saya tidak tahu, yang saya tahu dia pengusaha sukses,” katanya.
Adik ipar Dodi, Dewi, membenarkan bahwa Dodi bekerja sebagai pengusaha properti. Bahkan, menurut Dewi, Dodi baru saja memenangi tender proyek di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. “Dia (Dodi) pemimpin proyek di Senayan, tapi izinnya belum keluar,” ujarnya.
Baca: Pembunuhan Pulomas Terungkap karena Sheila, Siapa Dia?
Selain menjadi pengusaha sukses, Dodi juga dikenal sebagai ketua RT di lingkungan rumahnya. “Dia Pak RT di rumah keduanya,” ucapnya. “Pak Dodi orangnya punya jiwa sosial yang tinggi. Senang bersosialisasi banget,” kata Wiransyah, tetangga Dodi.
Dodi ditemukan tewas bersama lima orang lainnya di kamar mandi rumahnya. Mereka adalah Dodi Triono, 59 tahun; kedua anak Dodi, yaitu Diona Arika (16) dan Dionita Gemma (9); Amel (10), teman bermain Gemma yang tengah menginap di rumah korban; serta dua sopir keluarga, Yanto dan Tasrok.
Adapun lima orang ditemukan di lokasi yang sama dalam keadaan hidup. Mereka adalah ZK, 13 tahun, Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy (23). Mereka diduga disekap sejak Senin sore, 26 Desember 2016.
Pertama kali yang menemukan para korban adalah Sheila Putri, teman kuliah Diona. Sheila mendatangi rumah korban setelah penasaran karena tak bisa menghubungi Diona sejak Senin sore, padahal keduanya berjanji untuk pergi bersama.
INGE KLARA