Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok blusukan ke kawasan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta, 16 Januari 2017. TEMPO/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan tidak bisa menutup Hotel Alexis begitu saja seperti ia menutup kawasan prostitusi di kawasan Kalijodo. Menurut Ahok, keduanya memiliki permasalahan yang berbeda.
Ahok menuturkan pihak yang mengatakan dirinya hanya berani menutup prostitusi kecil adalah sebuah penyesatan publik. Pasalnya, Ahok mengatakan, dari segi hukum, Kalijodo tidak memiliki izin dan banyak pelanggaran yang terjadi di sana.
"Kalijodo kasus beda dong. Makanya saya bilang penyesatan begini tahu, enggak? Kalijodo ini kan pelanggaran banyak. Perempuan diperjualbelikan enggak bisa keluar. Ada judi lagi dan (berada di) jalur hijau," ujar Ahok di kawasan Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Senin, 16 Januari 2017.
Ahok menuturkan Alexis memiliki izin usaha yang resmi, sama halnya dengan diskotek Stadium dan Mile's yang pernah ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dua diskotek tersebut terpaksa ditutup karena dua kali kedapatan ada penyalahgunaan narkoba.
"Katanya stadium mau ganti nama jadi the legend, saya kasih, enggak? Enggak! Kalau mau buka kursus Inggris, saya bilang silakan," ujar Ahok.
Saat ini, Ahok mengatakan tidak punya wewenang menutup Hotel Alexis, tempat hiburan yang ada di Jakarta Utara. Pasalnya, kata Ahok, penutupan setiap tempat hiburan yang melanggar aturan harus ada bukti.
Hal tersebut Ahok sampaikan sebagai respons atas pernyataan calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang menuding dirinya hanya memberikan contoh tegas terhadap pelanggaran bangunan di tepi sungai, tapi tidak adil dalam penerapan aturan saat menyinggung tempat hiburan malam Alexis. Anies mempertanyakan soal keberadaan Hotel Alexis yang menandakan penanganan masalah prostitusi di Jakarta masih sangat lemah.