Invetasi Bodong Pandawa Group, Nasabah Salahkan OJK

Reporter

Editor

Ali Anwar

Selasa, 7 Februari 2017 20:53 WIB

Puluhan korban investasi bodong melaporkan Pimpinan Pandawa Group Salman Nuryanto atas dugaan penipuan, penggelapan, dan pencucian uang ke Polda Metro Jaya, Jakarta, 7 Februari 2017. TEMPO/Lani Diana.

TEMPO.CO, Jakarta - Para nasabah yang menjadi korban investasi bodong Pandawa Mandiri Group mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta, hari ini.


Salah satu nasabah Saudur Febrianto Pasaribu, mengatakan kedatangan para korban bertujuan untuk menuntut pengembalian modal investasi yang dijanjikan selambat-lambatnya pada 1 Februari 2017.

“Tapi kenyataannya sampai sekarang tidak kembali,” kata Saudur, Selasa, 7 Februari 2017. Menurut Saudur, persoalan muncul setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalukan audit terhadap Pandawa Mandiri Group.


Baca: Pengusutan Kasus Pandawa Group Dilimpahkan ke Polda


Saudur menjelaskan, OJK memiliki beberapa pertimbangan, yakni aktivitas investasi Pandawa Mandiri Group tidak resmi dan tidak dapat disebut sebagai koperasi.


Padahal, ujar Saudur, sebelumnya tak ada persoalan apapun antara nasabah dengan pemilik Pandawa Mandiri Group, Salman Nuryanto, terkait investasi. Karena itu, ia merasa dirugikan sejak OJK hadir.

“Kondisinya kita rugi pada saat OJK masuk. Kita tidak bisa bayar pada saat OJK masuk. Bagaimana OJK mengawasi dan menyelesaikannya? Kan itu yang jadi persoalan,” ujar Saudur.


Advertising
Advertising

Dalam keterangan resminya, para korban mengaku telah melaporkan kasus tersebut melalui situs yang dikembangkan oleh staf Kantor Kepresidenan.


Laporan itu diajukan atas nama Raymond S pada 22 Agustus 2016 tentang adanya dana sebesar Rp 200 triliun tersebar pada banyak jenis badan usaha pembiayaan milik pemerintah dan swasta.


Bila Pandawa Mandiri Group ditutup, kata Saudur, maka akan menyebabkan kredit macet. Adapun total nasabah Pandawa Mandiri Group diklaim sekitar 1 juta orang dengan 75 leader diamond.

Dengan begitu, Saudur merasa bahwa OJK dan Nuryanto harus bertanggung jawab atas persoalan tersebut. Menurut Saudur, OJK harus bisa menjelaskan persoalan yang terjadi dan mengapa Nuryanto mendadak tak diketahui keberadaannya.


Baca juga: Bos Pandawa Grup Dituntut Kembalikan Duit Rp 1,1 Triliun

“Saya minta pertanggungjawaban OJK juga. Walaupun Pak Nuryanto, katanya, yang pegang uang, tapi logis tidak jika orang pemilik modal memegang semua uang itu,” ujar Saudur.

LANI DIANA | ALI ANWAR

Berita terkait

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

5 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

7 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

4 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

4 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya