Jalan untuk pengalihan arus Jalan Margonda Raya akan keluar langsung di Lampu Merah Margonda-Juanda, Depok, Jabar, 24 Agustus 2014. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad meminta pemerintah pusat membebaskan lahan terusan Jalan Juanda sepanjang 7 kilometer. Jalan tersebut bakal menghubungkan Jalan Raya Margonda dengan Jalan Cinere-Limo.
"Terusan Jalan Juanda sudah dimasukkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Namun memang masih ada kesalahan teknis," kata Idris setelah menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Depok di Hotel Bumi Wiyata, Rabu, 15 Maret 2017.
Ia mengungkapkan pembangunan terusan Juanda juga masih terhambat penyerahan dokumen perencanaan jalan tersebut. Sebab, menurut perspektif Kementerian Dalam Negeri harus ada sinkronisasi wilayah. Sehingga data harus masuk ke Kementerian Dalam Negeri lebih dulu.
Depok sedang membicarakan permasalahan ini dengan kementerian terkait. "Untuk pembebasan Juanda membutuhkan anggaran cukup besar. Depok belum sanggup membiayainya," ujarnya.
Selain itu, Idris meminta kontraktor pembangunan tol Cinere-Jagorawi membangun jalan pendamping di tol tersebut. Sebab, Rumah Sakit Universitas Indonesia (UI), yang dibuka tahun ini, akan menggunakan jalan pendamping tol untuk akses masuk ke rumah sakit tersebut.
"Kami harap pihak tol cepat membebaskan jalan pendamping. Itu bisa dibangun dari CSR (corporate sosial responsibility) tol Cijago," ucapnya.
Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas UI Gandjar Kiswanto mengatakan pihaknya membutuhkan jembatan utama untuk keluar-masuk kendaraan ke Rumah Sakit UI dari Jalan Margonda.
Sebab, RSUI segera diresmikan dan beroperasi pada Agustus 2017. "Jembatan itu nantinya menjadi pintu keluar-masuk satu-satunya ke RSUI, yang ada di atas jalan tol Cijago," kata Gandjar.
Menurut dia, setiap pembangunan jalan tol membutuhkan jalan arteri. Namun sekarang pola tersebut berubah. Sehingga pembangunan jalan tol lebih diutamakan dibanding jalan arteri.
Pemerintah pusat menyatakan siap membangun jembatan itu karena sangat dibutuhkan. Apalagi RSUI akan menjadi rumah sakit utama rujukan di Indonesia dan untuk kepentingan masyarakat.
"Depok memang mengalami kendala dalam pembebasan lahan. Tapi kami siap berkoordinasi untuk pembangunan jembatan ini," ucap Gandjar.
Rencananya, jembatan ini akan dibangun sepanjang 110-120 meter dengan lebar 22 meter. Namun, karena pemerintah Depok belum bisa membebaskan jalan terusan Juanda, UI mengubah rencana dengan mengubah panjangnya menjadi 90 meter dan lebar 22 meter.
Nantinya, UI akan meminta PT Pertamina mengizinkan lahannya digunakan sementara untuk akses keluar jembatan.
"Sebab, terusan Juanda belum bisa dibebaskan. Jadi nanti jatuhnya di ROW (right of way) Pertamina Gas," ucapnya. "Kami sudah mengirim surat untuk meminta izin ke Pertamina Gas."