Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (Idaman) Rhoma Irama bersama putranya Ridho Irama, menyampaikan visi dan misi partai melalui lagu seusai memimpin pengucapan sumpah dalam pelantikan 18 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai, di Jakarta, 20 Januari 2016. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan grup Soneta, Rhoma Irama, sempat terkejut saat anaknya, Ridho Rhoma, ditangkap polisi karena penggunaan narkoba. Namun Rhoma memastikan ia tetap mendukung Ridho melanjutkan kariernya di dunia tarik suara. Apalagi Rhoma beserta Soneta Grup telah menandatangani kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional untuk memerangi obat terlarang.
“Kebetulan Papa juga baru saja tanda tangani kerja sama dengan BNN untuk berantas narkoba. Jadi mas Ridho kan sebetulnya salah satu korban keganasan narkoba di Indonesia saat ini. Papah semakin termotivasi memberantas narkoba,” ujar kakak Ridho, Debby Veramasari, saat menjenguk sang adik, Minggu, 26 Maret 2017.
Debby mengatakan keluarganya menerima dengan lapang dada apa yang terjadi pada Ridho. Keluarga, kata Debby, sempat mengadakan pertemuan setelah penangkapan Ridho di salah satu hotel di kawasan Jakarta Barat pada Sabtu, 25 Maret 2017.
Debby mengatakan keluarga sepakat memberikan dukungan dan mengembalikan kondisi psikologis Ridho. Dia dan keluarga menilai kejadian yang menimpa Ridho merupakan ujian bagi keluarga besarnya. Ia berharap, setelah berhasil melawati ujian, Ridho bisa berbenah diri menjadi manusia yang lebih baik karier ataupun pendidikannya.
“Apa yang terjadi pada Mas Ridho, yang terjadi pada keluarga saya sekarang, bisa menimpa kepada siapa saja, ya. Narkoba kan tidak pandang bulu, ya. Enggak pernah memilih orang,” ujar Debby.
Ridho dan seorang temannya masih ditahan setelah ditangkap di sebuah hotel di Jakarta Barat pada Sabtu pukul 04.00. Dari penangkapan itu, petugas menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya 0,7 gram sabu-sabu dan alat pengisap atau bong pada Ridho.