TEMPO.CO, Depok - Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Depok mengalami peningkatan tajam dari tahun ke tahun. Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok Agus Ghozali mengatakan pada 2014 pihaknya menemukan 86 kasus penderita HIV.
“Pada 2015 sebanyak 146 kasus, dan pada 2016 sebanyak 278. Jumlahnya memang meningkat," ujar Agus, Selasa, 23 Mei 2017. Namun, Agus tidak merinci berapa penderita HIV dari keluarga, pekerja seks, dan homoseksual.
Setiap kali pihaknya menemukan pasien HIV/AIDS, kata Agus, puskesmas akan merujuk untuk pemeriksaan CD4 atau sel darah putih. “Bertujuan untuk melihat masih ada berapa persen sel-sel daya tahan tubuhnya,” kata Agus.
Setelah itu, akan dilakukan rujukan ke layanan Care Support and Treatment Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok atau Rumah Sakit Sentra Medika untuk mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV).
"Kami juga akan menawarkan kepada pasien tersebut, apakah mau dilakukan pendampingan dengan para kader terlatih atau LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS," ujar Agus. "Pendampingan ini untuk memberikan motivasi kepada pasien," ujar Agus.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok Ernawati mengatakan jumlah penderita HIV meningkat di Depok karena pendataan yang dilakukan pemerintah lebih baik. Menurut dia, penderita HIV seperti gunung es. "Kami terus bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk melakukan sosialisasi," ujar Ernawati.
Ernawati meminta kepada masyarakat agar tidak memberikan cap buruk kepada penderita HIV. “Masyarakat jangan menerima mitos yang menyebutkan bahwa HIV mudah menular. HIV itu menular lewat hubungan, dan antardarah," ujar Ernawati.
Ernawati meminta masyarakat merangkul penderita HIV, dan terus melakukan sosialisasi bahayanya hubungan seks bebas dan penggunaan narkoba dengan jarum suntik. "Hindari seks bebas, dan jauhi narkoba," katanya.
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.