Petugas keamanan Stasiun Gambir menangkap seorang pencuri tas di dalam mushalah Stasiun Gambir, 1 September 2017. Petugas mengalungkan tulisan "Saya Pelaku Pencuri" di lehernya. Tempo/Imam Hamdi
TEMPO.CO, Jakarta - Yusuf, 43 tahun, kena batunya pada Idul Adha 1438 Hijriah. Dia ditangkap petugas keamanan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat pagi, 1 September 2017, karena kedapatan mencuri dengan berpura-pura ingin beribadah di musala stasiun.
"Petugas menangkap basah pelaku saat mengambil tas korbannya di dalam musala saat ingin salat subuh," kata Komandan Regu Polisi Khusus Kereta Api Stasiun Gambir Patri Klowor di Stasiun Gambir pagi tadi.
Korban terakhir Yusuf adalah perempuan bernama Ari Widiarti, 43 tahun. Yusuf menggeser tas korban, lalu menukarnya dengan tas yang dia bawa.
Polisi menemukan celana jins baru yang masih berlabel dan beberapa potong pakaian korban di dalam tas Yusuf. Sedangkan Yusuf berdalih dirinya terpaksa mencuri karena ingin pulang kampung ke Semarang, Jawa Tengah. "Saya tidak punya uang untuk pulang kampung," ujarnya.
Supaya jera, petugas keamanan Stasiun Gambir mengalungkan tulisan "Saya Pelaku Pencurian" di leher Yusuf sembari menunjukkannya kepada para penumpang kereta. "Hafalin ini muka pencurinya. Hati-hati kalau nanti bertemu orang ini," ucap Klowor kepada para penumpang di stasiun. Dia lantas membawa pelaku ke pos untuk diperiksa sesuai dengan proses hukum.
Kepala Pos Polisi Gambir Inspektur Dua Dahroni mengatakan banyak korban pencurian tas di sekitar Stasiun Gambir. Namun korban tidak mau melapor karena buru-buru melanjutkan perjalanan dengan kereta. "Jarang ada yang laporan karena takut ketinggalan kereta," tuturnya.
Perihal nasib Yusuf, menurut Dahroni, ditangani Kepolisian Sektor Gambir karena bukti dan saksi cukup kuat. "Pelaku ditangkap langsung oleh petugas dengan barang bukti tas berisi pakaian korban," katanya.
Klowor menjelaskan, Yusuf diintai sejak pukul 04.00 pada Hari Raya Idul Adha di kawasan stasiun. Pelaku diketahui sebagai pemain lama pencuri tas di musala Stasiun Gambir dan masjid-masjid di kawasan itu. Modusnya, menurut Klowor, berpura-pura ingin beribadah, lalu mencuri tas begitu korban lengah. "Saya sampai bosan mendengar penumpang kereta yang kehilangan tas. Seminggu sekali ada laporan," ucapnya.