TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan sejumlah rekomendasi untuk menangkal penyebaran konten pornografi anak via internet.
KPAI meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menguatkan pengawasan dan sistem keamanan media sosial yang melibatkan berbagai negara. "Ini ikhtiar untuk memerangi dan membatasi secara maksimal ruang gerak jaringan sindikat kejahatan prostitusi online." kata Retno ketika dihubungi Tempo hari ini, Senin, 18 September 2017.
Retno juga menyinggung seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga dan sekolah, agar aktif mengembang pendidikan berkarakter bangsa. Fokusnya pada nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang sesuai dengan budaya nasional sehingga anak-anak dapat terhindar dari pengaruh perilaku sosial yang menyimpang.
Retno menanggapi penangkapan tiga tersangka pelaku kejahatan pornografi anak berbasis online yang berafiliasi dengan 49 negara oleh Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya. Ketiga tersangka, yakni YUL, 19 tahun, HER alias UHER, 30, dan IK, 30, dibekuk di tempat berbeda dalam operasi Nataya III tersebut. Dari tangan tersangka, polisi menyita sekitar 750 ribu gambar dan video hubungan seksual antara lelaki dewasa dan anak laki-laki.
Menurut Retno, kejahatan serupa bukanlah kali pertama terjadi di Indonesia. “Tapi pada periode struktur KPAI yang baru memang ini kasus yang pertama.”
Berdasarkan data KPAI, pada 28 Mei 2015 terjadi kasus pornografi anak yakni adanya video berisi konten pornografi dua anak kecil yang melakukan hubungan seks berdurasi 4 menit 8 detik. Video tersebut diduga disebarkan oleh sindikat besar yang menjadikan anak-anak sebagai objek.
DEWI NURITA
Berita terkait
Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron
9 hari lalu
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, mendapat sorotan publik. Berikut sejumlah kontroversi Nurul Ghufron.
Baca SelengkapnyaKecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar
24 hari lalu
Kecanduan pornografi meningkat di masa pandemi Covid-19 bahkan anak yang masih kecil pun sudah terpapar.
Baca SelengkapnyaAnak Hobi Bermain Game, Orang Tua Diminta Perhatikan Ratingnya
25 hari lalu
Orang tua diminta mengawasi anak ketika bermain game dengan memperhatikan rating atau klasifikasi yang tertera sesuai usia anak.
Baca SelengkapnyaManfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak
25 hari lalu
KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.
Baca SelengkapnyaCegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan
48 hari lalu
KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.
Baca SelengkapnyaCerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram
49 hari lalu
Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI
49 hari lalu
Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial
49 hari lalu
Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.
Baca SelengkapnyaMarak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan
49 hari lalu
KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.
Baca SelengkapnyaWawancara Eksklusif Shobur Pelaku Utama Jaringan Video Porno Anak: Tutup Lembaran Hitam
49 hari lalu
Berawal dari main game online dan membelikan makanan, Shobur merekrut anak-anak untuk menjadi pemain video porno. Peminatnya dari luar negeri
Baca Selengkapnya