TEMPO.CO, Jakarta - Di depan masyarakat Tionghoa, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kebinekaan adalah hal yang biasa ia temui di Jakarta. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri peringatan milad Paguyuban Sosial Marga Tionghoa di Jakarta Kamis, 7 Desember 2017.
Anies Baswedan menceritakan sempat berkunjung ke perayaan tahun baru Cina atau Imlek di Kuil Petak Sembilan di Glodok, Jakarta Barat. Saat itu, Anies masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies bercerita, dalam perayaan itu, dia melihat bukan hanya warga etnis Tionghoa yang ikut merayakan, tapi juga masyarakat dari berbagai macam etnis. Dalam perayaan tersebut, Anies melihat gelaran seni reog Ponorogo berdampingan dengan seni barongsai. Namun Anies menilai itu sebagai hal biasa. "Itu hal yang biasa," ucapnya.
Di sana, ia juga melihat banyak masyarakat dari latar belakang etnis berbeda larut dalam perayaan. Termasuk anak-anak dengan bermacam kostum bermain bersama-sama. "Itu juga hal yang biasa," ujarnya.
Anies sempat berbincang dengan seorang muslim penjual bunga beretnis Jawa di depan klenteng. Menurut Anies, penjual bunga itu mengaku senang karena dagangannya lebih laku selama Imlek. Namun lagi-lagi Anies menuturkan itu hal biasa. "Itu juga masih hal yang biasa," ucapnya.
Kepada masyarakat Tionghoa yang hadir, Anies lantas menjelaskan alasannya mengatakan fenomena tersebut adalah hal biasa. Menurut dia keberagaman adalah hal biasa di Jakarta. "Setelah melihat itu semua, kenapa saya bilang itu hal yang biasa, bukan luar biasa? Karena di Indonesia sesungguhnya kebinekaan adalah hal yang amat biasa," ujarnya.
Dalam acara itu, Anies Baswedan berharap masyarakat dapat menghargai keberagaman dan merayakan persatuan. "Kebinekaan adalah fakta, tapi kita harus tetap membangun persatuan," ucapnya.