Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Saidam yang 19 Tahun Genjot Becak di Jakarta

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Masyarakat menggunakan transportasi becak di Cilincing, Jakarta Utara, 17 Januari 2018. Becak masih dapat ditemui di antaranya di Tanah Pasir, Pejagalan, Muara Baru, Semper, Kali Baru, dan Tanjung Priuk. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Masyarakat menggunakan transportasi becak di Cilincing, Jakarta Utara, 17 Januari 2018. Becak masih dapat ditemui di antaranya di Tanah Pasir, Pejagalan, Muara Baru, Semper, Kali Baru, dan Tanjung Priuk. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Becak makin menjadi polemik sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam beberapa hari silam melontarkan rencana legalisasi pengoperasian becak di area tertentu di Ibu Kota.

Adalah Saidam, 47 tahun, mengaku menjalani profesi sebagai tukang becak di Jakarta sejak 1999. Dalam kurun waktu 19 tahun tersebut, berbagai pengalaman pahit mengayuh becak di ibu kota sudah ia rasakan. Misalnya saat becaknya diangkut paksa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di era Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) dan Djarot Saiful Hidayat.
Baca : Kata Anies Baswedan Soal Satpol PP Usir Truk Becak dari Luar DKI

Pada 2017, ketika Djarot baru menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, becak Saidam pernah diboyong paksa petugas Satpol PP di bawah jalan layang Pasar Pagi, pada 19.30. Hujan mengguyur ibu kota malam itu. Saidam yang sedang enak berteduh terkejut setengah mati melihat petugas Satpol PP tiba-tiba mengangkut becaknya ke mobil bak.

“Terus tiba-tiba datang lebih dari satu mobil Satpol PP. Tangan saya dipegang dan becak langsung diangkut. Saya tidak bisa apa-apa,” kata dia saat ditemui di kolong jembatan Bandengan Utara III, Jakarta Barat, Jumat 26 Januari 2018.

Beda cerita ketika ia berhadapan dengan petugas Satpol PP di zaman pemerintahan Fauzi Bowo. Saat itu ia sempat berusaha melarikan diri dari kejaran petugas. Namun sayang upayanya kandas karena petugas Satpol PP pun berhasil membawa becak yang sudah menjadi sumber mencari nafkahnya itu. Padahal saat itu Saidam sedang bertugas mengangkut penumpang di daerah Petak Sembilan, Jakarta Barat.

Ia juga sempat merasakan kucing-kucingan dengan petugas di era Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Ketika itu pada 2001 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pernah melakukan operasi “penggarukan” becak secara serentak.

“Saat ada garukan zaman Sutiyoso, becak saya bawa pulang ke Tangerang. Selang satu tahun saya balik lagi ke Jakarta,” kata dia.

Saidam terpaksa membeli yang baru setiap becaknya diangkut petugas. Ia mengaku harus mengeluarkan uang sebesar Rp 500 ribu untuk membeli satu becak. Becaknya sengaja tidak dipasang penutup terpal untuk penumpang. Karena menurutnya, becak yang diberi tutup untuk penumpang mudah dilihat oleh petugas Satpol PP.

Dari mengayuh becak, Saidam mengaku mampu mengantongi uang rata-rata Rp 50 ribu setiap harinya. Menurutnya pemasukan sebesar itu belum cukup untuk menghidupi tiga orang anaknya. Apalagi istrinya hanya menjadi ibu rumah tangga di Jayanti, Tangerang.

“Tidak cukup buat hidup. Belum buat makan, jajan anak, uang sekolah. Apalagi sekarang ada ojek online,” keluhnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia terpaksa melakoni profesi sebagai tukang becak di Jakarta karena tidak punya pilihan lain untuk mencari nafkah. Beberapa tahun sebelum menjadi tukang becak, Saidam pernah menjadi kuli bangunan. Namun nahas ia mengalami kecelakaan saat bekerja yakni terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.
Simak juga : Becak Luar DKI Serbu Flyover Bandengan? Lurah Pekojan: Belum Ada

“Saya banting setir jadi tukang becak karena dahulu kapok bekerja kasar kuli bangunan pernah jatuh. Ini bekasnya,” kata Saidam sambil menunjukkan bekas jaitan di bibir bagian atasnya.

Di Jakarta, Saidam tinggal menumpang dengan rekan tukang becak yang lainnya yakni Encep. Istri dan ketiga anaknya ia rela ia tinggalkan di Tangerang demi mencari nafkah di ibu kota. Sebulan dua kali ia meluangkan waktu untuk pulang ke kampung.

Anak sulungnya, Kholid Akbar berusia 20 tahun tidak bisa melanjutkan pendidikan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tangerang akibat kekurangan biaya. Padahal Saidam mengaku pernah sampai meminjam uang ke tetangga untuk menafkahi jagoannya itu sekolah.

“Sampai sekarang belum kebayar utang saya saat masukin dia ke sekolah,” ujarnya. Meskipun begitu, dari mengayuh becak, Saidam mengaku masih bisa membiayai sekolah kedua anaknya yakni Ratna Wulandari berusia 13 tahun yang sekarang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak bungsunya yakni Rahma Supriati sekarang masih setingkat Sekolah Dasar (SD).

Saidam tidak pernah menetapkan tarif tertentu bagi penumpang. Ia mempersilahkan para penumpang untuk memberikan uang seikhlasnya. Namun rata-rata ia mendapatkan uang Rp 10 ribu sekali mengantarkan penumpang.

Penumpang setianya mayoritas ibu-ibu keturunan tionghoa yang membawa barang-barang belanjaan di wilayah Pasar Pejagalan, Jakarta Barat. Saidam biasa membawa mereka pulang ke wilayah Jalan Pengukiran yang jaraknya sekitar 700 meter.

KTP Saidam menunjukkan bahwa ia berasal dari Tangerang, Banten. Ia mengatakan bersedia menjadi warga Jakarta demi bisa mendapatkan izin mengayuh becak di ibu kota dan diberikan stiker resmi dari Pemerintah Provinsi DKI.

Saidam berterima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena memperbolehkan becak beroperasi di jalan-jalan pemukiman. Dirinya berjanji tidak akan nakal beroperasi ke jalan raya atau jalan-jalan protokol di Jakarta.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

17 jam lalu

Suasana jantung kota Perth, Australia, Jumat 26 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle


Jelang Libur Lebaran, Yogyakarta Mulai Operasikan Sejumlah Unit Becak Kayuh Listrik

25 hari lalu

Becak kayuh bertenaga listrik mulai diserahterimakan Pemda DI Yogyakarta ke koperasi-koperasi untuk dioperasikan Jumat (5/4) Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jelang Libur Lebaran, Yogyakarta Mulai Operasikan Sejumlah Unit Becak Kayuh Listrik

Becak kayuh listrik ini menjadi simbol transportasi Yogyakarta yang lebih ramah lingkungan.


Gaya Anies Tukar Posisi Mengayuh Becak di Kantor Gubernur Yogya Keterusan ke Malioboro

24 Januari 2024

Capres nomor urut 01 Anies Baswedan mengayuh becak usai pertemuan dengan Gubernur DIY di Komplek Kantor Kepatihan Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono.
Gaya Anies Tukar Posisi Mengayuh Becak di Kantor Gubernur Yogya Keterusan ke Malioboro

Namun baru beberapa kayuh pengemudi becak itu membawa Anies, tiba tiba diberhentikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.


Solidarity Week, Ibis Styles Yogyakarta Berbagi Sembako Bersama Paguyuban Becak

18 Desember 2023

Kegiatan solidaritas Hotel Ibis Styles Yogyakarta
Solidarity Week, Ibis Styles Yogyakarta Berbagi Sembako Bersama Paguyuban Becak

Hotel Ibis Styles Yogyakarta melakukan kegiatan solidaritas membagikan sembako bersama paguyuban becak.


Begini Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP

8 September 2023

Ilustrasi Satpol PP / Satuan Polisi Pamong Praja. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Begini Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan Satpol PP memiliki tugas pokok menegakkan Perda.


Peringatan 8 September dan Pamong Praja: Mengenal Sejarah Satpol PP

8 September 2023

Ilustrasi Satpol PP. dok.TEMPO
Peringatan 8 September dan Pamong Praja: Mengenal Sejarah Satpol PP

Sejak zaman VOC, sejatinya sudah ada entitas Pamong Praja, yang saat itu dikenal sebagai "Pangreh Praja". Ada jejak cikal bakal Satpol PP?


Besaran Gaji Satpol PP di Beberapa Daerah, Gaji Satpol PP DKI Jakarta Juara

24 Agustus 2023

Ilustrasi Satpol PP / Satuan Polisi Pamong Praja. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Besaran Gaji Satpol PP di Beberapa Daerah, Gaji Satpol PP DKI Jakarta Juara

Besaran gaji atau honor Satpol PP berbeda setiap daerah. Satpol PP yang berada di bawah pemerintah daerah dibedakan Satpol PP PNS dan tenaga honorer.


Yogyakarta Mulai Siapkan Pengembangan Becak Listrik Jadi Transportasi Wisata

20 Maret 2023

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menjajal becak listrik yang diproyeksikan mengisi transportasi wisata di Yogyakarta Senin (20/3). Dok. Istimewa
Yogyakarta Mulai Siapkan Pengembangan Becak Listrik Jadi Transportasi Wisata

Becak listrik becak ini ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2024.


Tim Gagak Hitam Satpol PP Tangsel Tangkap Tangan 27 Perempuan dan 16 Pria

14 Agustus 2022

Ilustrasi Pekerja Seks Komersia (PSK). starsexwork.org
Tim Gagak Hitam Satpol PP Tangsel Tangkap Tangan 27 Perempuan dan 16 Pria

Tim Gagak Hitam Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan pada Sabtu dini hari 13 Agustus 2022


Selain Becak, Helicak Alat Transportasi Jakarta yang Kondang pada Masanya

9 Juli 2022

Kendaraan Helicak, alias helikopter becak. Karena bentuknya dianggap mirip dengan heli dan becak. Kendaraan ini dipopulerkan Ali Sadikin tahun 1971 dan hanya bertahan selama beberapa tahun. yahoo.com
Selain Becak, Helicak Alat Transportasi Jakarta yang Kondang pada Masanya

Helicak digemari masyarakat Jakarta pada sekitar tahun 1970-an. Penyebutan alat transportasi helicak berasal dari gabungan kata helikopter dan becak.