TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan terpidana perkara terorisme menyebutkan bahwa Aman Abdurrahman sebagai pemimpin tertinggi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
Kurnia Widodo menuturkannya dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa, 3 April 2018. "Saya dengar (bahwa Aman pemimpin ISIS di Indonesia) dari ikhwan-ikhwan sesama aktivis, informasinya juga banyak beredar di grup-grup WhatsApp," katanya dalam sidang terdakwa Aman Abdurrahman.
Aman Abdurrahman diketahui juga yang membaiat Abu Bakar Baasyir di Penjara Nusakambangan untuk bergabung dengan ISIS serta taat kepada pemimpinnnya.
Kurnia anggota kelompok teroris Cibiru, Jawa Barat. Kelompok ini terbukti memiliki keterkaitan dengan pelatihan militer Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Aceh dan serangkaian serangan teror di tanah air.
Pengadilan menjatuhkan vonis 6 tahun penjara kepada Kurnia pada pertengahan Juni 2011 atas keterlibatannya dalam terorisme.
Peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin, pun menyatakan bahwa Aman Abdurrahman sebagai ideolog terkemuka ISIS di Indonesia. Dia dianggap paling memahami ideologi ISIS oleh para pengikutnya.
"Dan dijadikan sumber rujukan bagi pengikutnya," ujar Solahudin ketika hadir sebagai saksi ahli dalam sidang Aman pada Selasa, 17 April 2018.
Di hadapan Ketua Majelis Hakim Akhmad Jaini, Aman Abdurrahman membantah sebagai pemimpin ISIS Indonesia. "Kalau orang merujuk pada sebagian ilmu dari saya, iya benar, tapi kalau saya disebut sebagai pimpinan ISIS, tidak benar," kata dia.
Aman Abdurrahman kini terdakwa perkara aktor intelektual sejumlah serangan teror di Indonesia, termasuk teror bom di Jalan MH Thamrin, bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, dan bom di Samarinda.
Dia didakwa dengan Pasal 14 jo Pasal 6 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Teror menjelang sidang tuntutan Aman hari ini, Jumat, 18 Mei 2018, menggila. Diawali kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua kemudian teror Bom Surabaya, sampai penyerangan Kantor Polda Riau. Seluruhnya dilakukan aktivis dan pengurus Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang didirikan oleh Aman Abdurrahman, yang disebut ideolog dan pemimpin ISIS di Indonesia.