TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akhir 2019 dirinya berencana menambah kuota program nikah massal. Rencana itu muncul setelah melihat antusiasme warga DKI Jakarta yang mengikuti program nikah massal.
Baca juga: Dua Alasan Eks Sekretaris Pejabat BPJS Tunda Laporan ke Polisi
Meski belum dapat menyebutkan jumlah kuotanya, Anies menyebut pemerintah daerah juga akan fokus ke program pasca pernikahan. "Kami akan coba persiapkan bukan saja jumlahnya yang banyak, tapi program paca pernikahan," ujar Anies di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 31 Desember 2018.
Lewat program pasca pernihakan, ujar Anies, pemda ingin membantu agar pasangan-pasangan yang telah menikah dapat menjadi keluarga yang baik. Misalnya, dengan cara memberikan pelatihan pengelolaan perekonomian keluarga. "Mereka bisa diikutkan dengan pelatihan OK OCE dan pelatihan parenting," kata mantan Menteri Pendidikan itu.
Anies mengatakan pada penghujung 2018, nikah massal berhasil. Buktinya, ia memaparkan, jumlah peserta yang mengikuti gelaran tersebut bertambah. Kalau pada 2017 nikah massal hanya diikuti 434 pasangan, pada 2018 sebanyak 557 mempelai bergabung. "Terdiri atas 221 pasang yang menikah dan 336 isbat," ucap Anies.
Menurut Anies Baswedan, nikah massal bakal konsisten digelar sekaligus menjadi ritus tahunan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam acara nikah massal, seluruh pasangan akan memperoleh mahar gratis dari Pemerintah DKI Jakarta.
Baca juga: Skandal Seks Pejabat BPJS, Pengacara ke RA: Kenapa Baru Sekarang?
Kepala Biro Pendidikan, Mental, dan Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta Hendra Hidayat mengatakan mahar pernikahan berupa seperangkat alat salat dan uang Rp 500 ribu. Adapun setiap kelurahan di Ibu Kota menyediakan kuota tiga pasangan untuk ikut program ini.