"Mereka mengkritik kerja Anies Baswedan dan membandingkannya dengan kinerja Ahok," ucap Rustika.
Baca:
Ahok Bebas, Jumlah Subscriber Akun Youtube Panggil Saya BTP Naik
Sementara itu, figur Ahok yang senantiasa menghadirkan pro dan kontra, direspons sebesar 6,3 persen percakapan. Kelompok keempat ini, lebih banyak membicarakan soal politik yang dikaitkan dengan Ahok, dari dua belah pihak, baik para pembenci (haters) maupun pendukung (lovers) Ahok.
Secara keseluruhan, menurut Rustika, emosi 'joy" mendominasi percakapan soal Ahok, disusul oleh emosi "anticipation". Emosi "joy" lebih bicara soal hari pembebasan yang telah dinanti, sementara emosi "anticipation" dimunculkan dari narasi-narasi netizen yang harapan, keinginan terhadap Ahok ke depan.
Terlapor kasus dugaan pengeditan video Ahok, Buni Yani (kiri) didampingi kuasa hukum Aldwin Rahadian, memberikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, 7 November 2016. Ia membantah telah melakukan pengeditan video pernyataan Ahok. TEMPO/Imam Sukamto
Baca:
Ahok Bebas Akan Disiarkan di Youtube, Akun Kloning Bermunculan
Termasuk dalam emosi "anticipation' disebutkannya percakapan soal Buni Yani dan sindiran terhadap Rizieq Shihab. "Sentimen negatif yang ditujukan dalam percakapan ini sebesar 18,7 persen," kata Rustika.
Sentimen negatif itu, kata dia, rata-rata berasal dari percakapan yang kontroversial dan saling serang dari para haters dan lovers Ahok.
ANTARA