Saat menurunkan penumpang itu pun, menurut Anjar, dirinya telah mencari lokasi yang aman dan banyak orang. "Saya bilang, kalau dilanjutkan berbahaya. Saya menurunkan murni dengan alasan keamanan."
Baca:
Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab
Anjar mengaku memahami telah melanggar kode etik Grab dengan keputusannya tersebut. Itu sebabnya dia mengaku langsung menghubungi manajemen Grab dan menceritakan telah menurunkan penumpang sebelum sampai tujuan. "Saya terpaksa untuk meminimalkan risiko yang lebih besar."
Dalam versi yang berbeda, si penumpang mengaku diusir dan diturunkan di tengah jalan karena diketahui sebagai pendukung calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Pilihan politik itu bisa disimpulkan dari kaos yang dikenakannya saat itu.
Postingan pengaduan pengguna taksi online Grab Car mendadak viral di media social, Senin 25 Februari 2019.
Eva, nama si penumpang, semula mempertanyakan kenapa sopir memperlambat laju kendaraan lalu mendesak sopir untuk lewat jalan agar bisa lebih cepat sampai tujuan. Namun Anjar disebutkannya berkukuh memilih rute lain yang lebih jauh.
Baca:
Dihujat Netizen, Grab Klarifikasi Mediasi Soal Sopir Cium Penumpang
"Kalau saya tahu Ibu orangnya 01 / dari tadi saya juga tidak jemput," jawab Anjar seperti testimoni yang dituliskannya dalam media sosial Twitter. Ketika Eva menyebut sikap sopir yang tak sopan itu, Anjar menjawab, "Silahkan ibu keluar. Keluar kata saya!"
Pengalaman itu kemudian berkembang viral dan langsung ditanggapi manajemen Grab yang menyebutkan telah menonaktifkan mitra pengemudi tersebut pada Senin 25 Februari. Tak hanya itu, Grab juga mengaku telah melakukan pelatihan ulang agar kejadian serupa tak lagi terulang di masa mendatang.
Baca:
Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab
Tentang versi penumpang dan keputusan Grab itu, Anjar bersikukuh pada bantahannya. "Itu fitnah. Jangan sampai hoax ini tersebar," katanya.