TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta mengajukan anggaran Rp 214 triliun untuk perpanjangan rel moda raya terpadu (MRT) hingga 223 kilometer. Angka ini disampaikan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam paparannya di sidang pleno Musrenbang DKI 2019 hari ini.
Bambang mengatakan angka itu sudah mencakup pembangunan secara keseluruhan, dari pendirian infrastruktur hingga penyediaan kereta MRT. "Iya tentunya itu pembangunan yang lengkap. Jadi sudah intinya sampai MRT siap dipakai," kata Bambang di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 10 April 2019.
Baca: MRT Fase 2 Lebih Mahal dari Fase 1, JICA Tetap Siap Danai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengajukan proposal target dan kebutuhan pembiayaan infrastruktur publik Jakarta 2030 kepada pemerintah pusat. Menurut Anies, pemerintah pusat telah menyetujui proposal itu.
Dalam paparannya, Bambang memperlihatkan target dan kebutuhan pembiayaan infrastruktur publik DKI hingga 2030. Ada sembilan proyek, salah satunya untuk pembangunan MRT.
Baca: Pembangunan MRT Jakarta Fase Kedua, Molor hingga Belum Ada Depo
Proyek lainnya, yakni pengembangan jaringan rel kereta light rail transit (LRT) menjadi 116 kilometer. Menurut Bambang, Anies mengusulkan anggaran pembangunan senilai Rp 60 triliun. "LRT juga keseluruhan semua," kata Bambang.
Saat ini, MRT fase I telah beroperasi melayani rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer. Sementara kereta LRT Jakarta meluncur dari Kelapa Gading-Velodrome dengan panjang enam kilometer.