TEMPO.CO, Bogor - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebutkan bahwa wilayah Bogor belum memasuki musim hujan meski beberapa kali hujan deras terjadi hampir di sebagian wilayah Kota dan Kabupaten Bogor seperti Selasa sore, 15 Oktober lalu.
"Belum bisa dikatakan masuk musim hujan. Jadi jika suatu wilayah hujan baru tiga hari berturut turut belum bisa dikatakan sudah memasuki musim hujan," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Cisarua Bogor, Asep Firman Ilahi, Rabu, 16 Oktober 2019.
Menurut Asep, fenomena itu disebabkan adanya faktor regional yang menyebabkan hujan seperti adanya perlambatan angin di sekitar khatulistiwa sehingga menyebabkan arah atau belokan angin di sekitar Jawa Barat dan Banten. "Karena itu, ada perlambatan angin di sekitar khatulistiwa membuat potensi pertumbuhan awan hujan menjadi tinggi," kata dia.
Karena itu, kata Asep, hujan yang terjadi di sebagian wilayah Bogor ini bukan berarti tanda-tanda dari peralihan musim kemarau ke musim hujan.
Asep pun memberikan indikator peralihan musim, yakni terjadinya hujan secara berturut-turut selama 10 hari atau satu dasarian. "Kriteria memasuki musim hujan menurut versi BMKG adalah ditandai dengan keadaan hujan berturut-turut selama satu dasarian, diikuti oleh dua dasarian berikutnya," ujarnya.
Menurut Asep, wilayah Bogor akan memasuki musim hujan pada dasarian ketiga di Oktober. Tapi tidak menutup kemungkinan musim hujan tiba lebih awal.
Hujan deras sebelumnya mengguyur sebagian wilayah Bogor pada Selasa sore. Curah hujan yang tinggi bahkan menelan korban jiwa seorang pengendara motor di kawasan Yasmin Kota Bogor akibat tertimpa batang pohon saat hujan deras.