TEMPO.CO, Bogor - Ela, 35 tahun, korban tewas tertimpa tembok rumahnya ternyata hamil 2 bulan. Kejadian tersebut akibat hujan deras di Cibolang, Ciawi, Kabupaten Bogor, pada Rabu malam lalu, 19 Februari 2020.
Ela adalah istri Basri alias Abas (45) yang juga menjadi korban tewas tertimpa tembok. Dua korban tewas lainnya adalah dua anak Abas-Ela.
Omah (60), ibu kandung Abas, mengatakan kejadian yang menimpa anak dan menantunya itu membuat dia terpukul. Dia harus kehilangan dua cucu dan satu calon cucu.
"Emak mah masih teu (tidak) percaya. Padahal si Efan dan Esa semalem udah pada tidur di sini, jam 12 dijemput, teu jadi nginep," kata Omah kepada Tempo di kediamannya di Cibolang pada Kamis, 20 Februari 2020.
Omah menerangkan Rabu sore sampai selepas isya dia bersama keluarga Abas berkumpul dan bersyukur karena Ela kembali akan dikaruniai keturunan.
Omah menyebut kedua cucunya bercerita bahwa masing-masing ingin menjadi presiden dan dokter. Namun takdir berkehendak lain, percakapan dia dengan cucunya itu ternyata menjadi percakapan terakhir.
"Sekarang mah emak hanya bisa ngedoain, semoga semuanya khusnul khotimah dan di ampuni segala dosanya," kata Omah sambil menyeka air matanya.
Anak tertua Abas dari istri pertamanya, Titiek Noviana (25), mengatakan malam sebelum kejadian dia baru pulang kerja jam 02.00 WIB dini hari. Dia baru bangun pukul 06.30. Dia tak langsung turun ke lantai bawah, tempat kamar ayahnya berada.
Setelah pukul 08.00 dia akan meminta izin kepada ayahnya untuk menjemput ibu kandungnya.
"Namun saat saya ketuk-ketuk pintu kamar, enggak da yang menyahut," ucap Titiek terbata-bata.
Titiek langsung ke rumah neneknya yang bersebelahan dengan rumahnya. Dia meminta tolong pamannya, Dedi, untuk membantu melihat kamar ayahnya.
Setelah Dedi melihat keadaan kakaknya dari atas pintu, dia langsung jatuh pingsan. Dia melihat Abas sekeluarga tewas tertimpa tembok.
Titiek lantas mengintip dari lubang angin-angin pintu kemudian menangis histeris.
"Setelah terbuka dan saya melihat Bapak tertimbun, di situ saya langsung gelap dan tidak tahu apa-apa lagi," ucap Titiek.
Titik mengaku sudah bisa mengikhlaskan kepergian ayah dan kedua adiknya yang menjadi korban tembok ambrol. "Saya hanya bisa pasrah dan saya mencoba ikhlas."