TEMPO.CO, Jakarta -Jumlah pasien terjangkit positif dan meninggal Covid 19 atau virus Corona masih meningkat pada 9 hari pertama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jakarta.
Berdasarkan data Gugus Covid 19 DKI laman resmi corona.jakarta.go.id dalam rentan pemberlakuan PSBB sejak tanggal 10 April hingga Sabtu, 18 April tercatat 1.092 kasus postif baru, 101 orang meninggal dan 124 orang sembuh.
Dengan rincian pada 10 April jumlah kasus positif Corona 1.810 pasien, 156 meninggal dan 82 orang sembuh. Dan data terbaru DKI pada 18 April positif Covid 2902 pasien, 257 meninggal dan 206 orang sembuh.
Gubernur DKI Jakarta Anies Bawedan mengakui jumlah warga yang terinfeksi virus SARS-CoV 2 itu hingga sepekan masa pembatasan belum ada gejala penurunan. Anies membeberkan bahwa awalnya pada 6 Maret lalu, jumlah warga yang terinfeksi sebanyak tujuh orang dan meningkat menjadi 2.082 pada 12 April 2020.
Menurut Anies, hingga Kamis pekan lalu belum ada indikasi penurunan penularan virus di seluruh dunia. Bahkan, di Wuhan, Cina, yang telah empat bulan diserang virus corona hingga mengunci kotanya masih menunjukkan adanya penyebaran virus itu kembali.
Anies menyatakan akan memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Jakarta yang saat ini berlaku hingg 23 April mendatang. ""Hampir pasti PSBB bakal diperpanjang," kata Anies dalam rapat secara daring dengan tim pengawas penanggulangan COVID-19 DPR RI pada Kamis sore, 16 April 2020.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengingatkan Gubernur Anies Baswedan untuk mengevaluasi penerapan PSBB sebelum diperpanjang. Menurut dia, PSBB Jakarta tidak efektif menekan wabah Corona bila masih banyak warga berkeliaran di luar rumah.
"Dievaluasi secara ketat dan menyeluruh sehingga ketika PSBB diperpanjang lebih efektif lagi," kata Suhaimi saat dihubungi, Jumat, 17 April 2020.
Menurut Suhaimai, masih ada beberapa warga berkeliaran ke jalanan Ibu Kota saat dia mantaua di hari pertama PSBB pada 10 April 2020. Saat itu, kata dia, sejumlah warga berkumpul di pinggiran jalan untuk sekadar nongkrong.
Suhaimi meminta agar warga turut disiplin dengan menjalankan kebijakan pemerintah DKI. Sebab, PSBB Jakarta bakal percuma apabila warga tetap berkeliaran di luar rumah.
"Kalau misalnya (PSBB Jakarta) diterapkan tapi orang masih bergerak ke sana kemari akhirnya tidak efektifnya karena orang masih lalu lalang," jelas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.