Menurut Anies, strategi melacak orang yang terpapar menjadi solusi terbaik dalam memutus rantai penularan virus corona. Dengan cara pelacakan dan pemeriksaan tersebut, pemerintah bisa langsung mengisolasi orang yang terpapar virus ini.
Anies menegaskan pemerintah tidak mau menekan angka kasus baru dengan cara mengurangi pelacakan dan pemeriksaan uji usap. Menurut dia, pemerintah bisa mengempiskan angka penularan dengan cara mengurangi pemeriksaan kepada warga yang berpotensi tertular.
Namun, DKI tidak mau menampilkan angka semu dengan cara mengurangi pemeriksaan. "Kalau Jakarta mau angkanya mau kecil, maka tidak perlu tes. Itu pasti turun angkanya. Tapi wabahnya bakal ada terus. Nah itu akan menjadi pesan yang salah. Masih ada wabah, tapi tidak mencari," ujarnya.
Pemprov DKI, kata dia, bakal terus meningkatkan pemeriksaan PCR atau uji usap untuk melacak warganya yang terpapar Covid-19. Menurut Anies, pemeriksaan uji seka yang dilakukan DKI kini telah melebihi target dari yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan 10 ribu orang per pekan.
"Kami di Jakarta sepekan terakhir sudah 40 ribu orang diperiksa," katanya. Dari hasil pemeriksaan tersebut, rasio positifnya kini telah mencapai 6,3 persen. Sebelumnya, Anies mengumumkan rasio positif Covid-19 mencapai 5,4 persen.