TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono memaparkan suara dentuman bisa berasal dari gempa bumi. Menurutnya, gempa dengan kedalaman sangat dangkal memang dapat memunculkan suara dentuman.
Namun, BMKG tak mencatat ada aktivitas seismik gempa saat dentuman terdengar sekitar pukul 19.00-21.00.
"Saat warga melaporkan suara dentuman malam ini (kemarin), BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik di Jakarta dan sekitarnya," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 September 2020.
BMKG merujuk pada hasil monitoring sensor gempa yang terpasang di daerah penyangga dekat Ibu Kota. Sensor itu terletak di Citeko, Bogor dan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Menurut dia, tak ada aktivitas seismik gempa yang ditangkap alat sensor.
Baca juga: Suara Dentuman Terdengar di Jakarta Selatan, Camat: Mirip Meriam Atau Geluduk
Untuk itu, Daryono memastikan, dentuman yang didengar warga di Jakarta Selatan dan sebagian Jakarta Timur bukan berasal dari gempa. Dia menduga dentuman bersumber dari petir. Sebab, tutur dia, memang ada beberapa aktivitas petir di sekitar Gunung Salak Bogor dalam rentang waktu 19.00-21.00 WIB.
"Sehingga suara dentuman malam ini (kemarin) tidak bersumber dari gempa bumi, tetapi ada dugaan bahwa suara tersebut bersumber dari petir," ucapnya.