TEMPO.CO, Jakarta - Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan mensosialisasikan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker yang benar, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak fisik sebagai materi belajar para murid selama belajar jarak jauh. "Sosialisiasi 3M jadi materi belajar untuk semua jenjang pendidikan, SD, SMP, SMA/SMK, selalu setiap saat," kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan, Joko Sugiarto, saat dihubungi di Jakarta, Ahad, 18 Oktober 2020.
Sosialisasi itu rutin dilaporkan kepada kepala sekolah dan sekolah melaporkannya ke Suku Dinas Pendidikan sebagai bahan monitoring. "Saya sering mendapat tautan untuk memberikan sambutan atau menyapa anak-anak dan mengingatkan 3M," ujar Joko.
Menurut Joko, meski masuk dalam materi pembelajaran, tetapi pihaknya tidak memasukkannya dalam bobot penilaian siswa selama belajar jarak jauh. Yang terpenting adalah para siswa dapat memahami pentingnya 3M, sehingga menjadi kebiasaan baru yang dipatuhi.
Untuk menguji pemahaman para siswa, guru juga meminta siswa membuat video tentang penerapan 3M yang dibantu orang tua siswa untuk mengawasi anak-anaknya. "Materi 3M itu tidak bisa dinilai, dia cuci tangan kita tidak bisa melihat tapi orang tua yang melihat dan menyampaikan kepada gurunya," ujar Joko.
Dari video-video kreatif tentang 3M dari para siswa dapat dilihat apakah mereka sudah mengenakan masker dengan benar, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak fisik ketika berada di luar rumah.
Selain itu, para guru juga menyampaikan kepada para siswa jika saat ini pembelajaran jarak jauh atau belajar di rumah masih diberlakukan karena pandemi COVID-19 belum memungkinkan para siswa belajar secara tatap muka di sekolah.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan gerakan cuci tangan bisa masuk ke dalam modul pelajaran sekolah yang dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).