Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pertimbangan untuk membuka sekolah secara tatap muka karena pemerintah daerah menganggap bisa mengendalikan penularan Covid- 19 di wilayahnya. "Infrastruktur kesehatan lengkap, mulai dari alat sampai fasilitas kesehatan," kata Rahmat Effendi.
Rahmat menganggap penularan Covid- 19 di wilayahnya sudah menurun. Salah satu indikatornya adalah okupansi tempat isolasi berkurang, bahkan pemerintah memutuskan tidak memperpanjang kerja sama penggunaan hotel sebagai isolasi pasien. Data terkini, pasien yang dirawat di RSD ada 14, dari kapasitas 55.
"Melihatnya jangan angka kasusnya, tapi perbandingan dengan jumlah penduduk," kata Rahmat Effendi.
Dilansir dari situs corona.bekasikota.go.id, secara kumulatif kasus Covid 19 di Kota Bekasi yang ditemukan sebanyak 7.538 dengan angka kematian pasien 143 atau dua persen. Adapun kasus sembuh sebanyak 6.933 atau 93 persen, sementara sisanya 460 masih dalam perawatan atau isolasi mandiri.
"Dari 2,4 juta yang kena 7000-an artinya cuma 0,03 persen. Tapi dari 0,03 persen yang kena itu, 93 persen sembuh," ucap Rahmat Effendi.
Rahmat tidak menyoal status zona yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun Jawa Barat. Ia mengatakan, kiat pemerintah dalam menekan penyebaran virus corona adalah menggalakkan gerakan 3 M di ruang publik. "Alat untuk tracking masih cukup sampai Desember," katanya.