TEMPO.CO, DEPOK - Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023. "Nama Travelnya Will In, karena pada 2023 itu kami menggunakan travel yang sama. 2023 ketika kami kunjungan industri, itu kami menggunakan travel tersebut," tutur Sarojih saat dikonfirmasi di SMK Lingga Kencana, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa, 14 Mei 2024.
Ia mengungkapkan rekomendasi menggunakan travel Will In Tour dari panitia di kelas XII, salah satunya mendiang Suprayogi yang meninggal dunia dalam kecelakaan bus tersebut. "Dari panitia, panitia itu ada dari kelas XII, salah satunya almarhum (Suprayogi). Ya kami kan dari pihak kepala sekolah, 'Pak Oji gimana kalau kita pakai yang kemarin', karena kemarin anak-anak pun merasakan pelayanannya cukup lumayan gitu ya, 'Ya silakan'. Saya bilang gitu," tutur Sarojih.
Namun, Sarojih membantah jika rekomendasi itu berasal dari mendiang Suprayogi semata, lantaran penunjukan travel berdasarkan kesepakatan bersama. "Tidak, mungkin bukan rekomendasinya dia ya. Karena kan memang kesepakatan ada beberapa panitia ya yang mungkin bukan almarhum saja ya," katanya.
Ditanya pada 2023 memilih travel Will In, Sarojih menjelaskan bahwa tiap travel selalu datang ke sekolah dan bukan Will in saja. Mereka semua menawarkan paket. "Setiap travel itu pasti menawarkan paket. Selalu menawarkan paket," jelas Sarojih.
Disinggung pihak sekolah tidak curiga dengan kondisi bus sebelum berangkat, Sarojih menegaskan memang kendaraan itu disediakan pihak travel. Sedangkan dari sekolah hanya tinggal berangkat ke tujuan. "Kalau kami kami hanya tinggal berangkat, baik penginapan apa segala macamnya itu dari travel," ujar Sarojih.
Disinggung panitia atau pihak sekolah mengecek kondisi bus karena ada satu bus yang berbeda sebelum berangkat, Jumat, 10 Mei 2024, Sarojih mengaku tidak melakukan hal tersebut. "Sepertinya enggak karena kami mempercayakan itu kepada pihak travel. Kami mempercayakan penuh," jawab Sarojih.
Sarojih mengungkapkan bahwa travel Will In berada di Bogor dan tahun sebelumnya juga menggunakan bus yang berbeda. Namun, pihaknya tidak terlalu memperhatikan ada satu bus yang berbeda saat berangkat.
"Kami enggak sejauh itu. Kami selalu berpesan, mas tolong berikan pelayanan seperti minimal tahun kemarinlah ketika kami bekerja sama, karena apa yang kami rasakan anak-anak sama juga ngerasainnya," ucap Sarojih.
Pilihan Editor: Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu