TEMPO.CO, Jakarta -Warga RW 05 Kelurahan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, bersama aparat gabungan dari lintas Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) menggelar simulasi Kampung Tangguh Bencana, termasuk banjir, pada Rabu, 2 Desember 2020.
Simulasi yang digelar di Lapangan STU Karet Tengsin itu diawali dengan apel bersama yang dipimpin Plh Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi.
Baca juga : Hadapi Banjir, Pemkot Jakarta Utara Siapkan Rapid Test untuk Pengungsi
Dalam sambutannya, Irwandi meminta jajarannya agar mengantisipasi bencana di tengah pandemi Covid-19. “Saya minta sudin seperti sosial, kesehatan, BPBD DKI, dan lainnya membantu memenuhi kebutuhan warga. Jangan sampai gara-gara mengungsi justru terjadi penularan Covid-18,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Pemerintah Kota Jakarta Pusat sebelumnya telah menetapkan RW 05 Karet Tengsin sebagai percontohan Kampung Tangguh Bencana tingkat kota. Lokasi itu diketahui langganan dilanda banjir saat musim hujan.
Irwandi berharap status Kampung Tangguh Bencana dapat merubah paradigma dalam menanggulangi bencana. Jika semula hanya berorientasi pada penanggulangan kedaruratan setelah bencana terjadi, kata dia, kini diperlukan orientasi pada mitigasi dan kesiapsiagaan.
Simulasi yang dilakukan terdiri dari tiga bagian, yaitu persiapan, saat terjadi bencana, dan pasca-terjadi bencana. Dalam simulasi itu diperagakan sejumlah skenario yang mungkin terjadi saat banjir melanda. Salah satunya adalah perihal penerapan protokol kesehatan. “Kita harus lakukan persiapan maksimal. Walaupun tentu saja kita berharap banjir tidak terjadi,” tutur Irwandi.
Lurah Karet Tengsin, Hari Ananda, mengatakan bahwa penetapan lokasi pengungsian sudah memperhatikan kapasitas yang diatur selama pandemi. Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan lima lokasi pengungsian yang hanya akan diisi 50 persen dari kapasitas normal. “Pembagiannya sudah disepakati: warga RT berapa akan menempati pengungsian yang mana,” kata dia.
Ketua RW 05 Karet Tengsin, Harmadi, berharap wilayah ga lebih siap manakala terjadi banjir. Terlebih, kata dia, banjir besar sudah kerap terjadi di wilayahnya akibat luapan air dari Kali Krukut.
Di bagian wilayah yang rendah, kata dia, ketinggian air bisa mencapai dua meter. “Kejadian paling parah waktu tahun 2007. Sampai berhari-hari air tidak surut,” tutur dia. Harmadi berharap dengan program Kampung Tangguh Bencana, warga sudah kebuh siap lagi. Di tambah, pemerintah setempat telah memperbaiki sejumlah saluran air. “Semoga bisa mengurangi banjir.”
Melalui program tersebut, warga didampingi dengan pihak kelurahan sudah sejak jauh hari mengidentifikasi permasalahan banjir. Mereka juga sudah menyusun tencana aksi pada Selasa, 24 November kalu yang melibatkan warga dan perwakilan Pemkot Jakarta Pusat. Skenario pengungsian juga sudah diuji coba akhir bulan lalu.