Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, menyatakan hujan deras disertai angin kencang di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya tidak dipengaruhi oleh perkembangan siklon tropis Surigae. "Siklon tropis Surigae yang saat ini berada di Samudra Pasifik utara Papua Barat, tidak berpengaruh terhadap cuaca di wilayah Jabodetabek karena jaraknya yang jauh," kata Kepala Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Djatmiko, saat dihubungi, Ahad, 18 April 2021.
Ia menuturkan banyak isu yang beredar bahwa siklon ini menyebabkan dampak terhadap cuaca ekstrem di Jabodetabek. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. "Kalau tumbuh badai tropis di wilayah kita, maka akan mempengaruhi pola cuaca. Bukan kondisi cuacanya."
Hary menjelaskan terjadinya hujan deras disertai angin kencang di Jabodetabek dalam tiga hari terakhir terjadi karena beberapa apsek.
Pertama, kata dia, hujan deras dipengaruhi keadaan lokal bukan regional. Pola cuaca saat pancaroba, kata dia, kondisi radiasi matahari memang sangat optimal dan kelembaban sangat tinggi.
"Kombinasi keduanya itu juga didukung kondisi relatif angin yang tidak kencang. Maka mendukung terbentuknya awan hujan."
Kondisi seperti ini bisa terlihat dari keadaan pagi dengan cuaca yang cerah dan disambut siang dengan terik yang menyengat. "Maka menjelang sore dan malam hari itu bisa berpotensi menjadi hujan disertai angin kencang" ujarnya.
Menurut Hary, kondisi cuaca di DKI saat ini masih terlihat normal. Sebabnya pada April memang masih musim hujan, tetapi sedang mengalami masa transisi ke kemarau. "Ini pancaroba yang biasanya hujan singkat disertai angin kencang."
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memastikan bahwa siklon tropis Surigae tidak berdampak ke Jabodetabek. Hujan di Jabodetabek saat ini dipengaruhi Sirkulasi Siklonik di Samudera Hindia Barat Bengkulu, dan perlambatan angin di atas Banten-Jawa Barat.
Baca: BMKG Sebut Cuaca di Jabodetabek Tak Terpengaruh Siklon Tropis Surigae