TEMPO.CO, Jakarta - Persaudaraan Alumni atau PA 212, GNPF Ulama, dan Front Persaudaraan Islam (FPI) membuat seruan untuk memperingati peristiwa Gerakan 30 September atau G30S. Salas satu poin dalam seruan itu adalah untuk menonton film karya Arifin C. Noer yang biasa diputar di masa orde baru.
"Mengajak keluarga dan sahabat untuk menonton film kekejaman G30S/PKI dengan tetap menjaga protokol kesehatan," bunyi seruan dalam gambar yang diterima Tempo dari Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, pada Rabu, 29 September 2021.
Tiga ormas itu juga mengajak anggotanya mengadakan diskusi, talk show, simposium virtual, napak tilas dengan menghadirkan pelaku dan saksi sejarah peristiwa G30S 1965 di daerah-daerah. Umat Islam juga dianjurkan untuk melantunkan doa pada pahlawan dan keluarganya.
"Tanggal 30 September 2021 kibarkan Bendera Merah Putih setengah tiang untuk penghormatan kepada pahlawan revolusi," tulis anjuran tersebut.
Film Pengkhianatan G30S PKI garapan sutradara Arifin C Noer ini diproduksi oleh Produksi Film Nasional (PFN). Pembuatan film dipimpin oleh Brigadir Jenderal Gufron Dwipayana, yang memiliki kedekatan langsung dengan Presiden Soeharto.
Film yang selalu dipertontonkan sejak Orde Baru punya banyak kontroversi. Pada 2017 lalu, Elprisdat M. Zen, Direktur Komersial dan Operasi Produksi Film Negara (PFN), menyatakan bahwa film G30S dibuat dari sudut pandang pemerintah Orde Baru.
Kepada Tempo, Slamet Maarif mengatakan seruan FPI, PA212 dan GNPF Ulama itu dikeluarkan karena ada indikasi penghapusan sejarah terhadap PKI semakin bermunculan. Karena itu, kata dia, anak bangsa harus selalu diingatkan bahwa pernah terjadi peristiwa tersebut agar tetap waspada. "PKI bisa mati, tapi komunis akan selalu hidup yang menjadi ancaman bangsa," ujar Slamet.
Baca juga: Peringati G30S, FPI dan PA 212 Instruksikan Anggotanya Nonton Film PKI