TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengambil sampel air laut di Teluk Jakarta, yang disebut terkontaminasi parasetamol, pada Sabtu, 2 Oktober 2021. Pengambilan sampel itu sebagai bentuk tindak lanjut terhadap temuan kandungan parasetamol dengan konsentrasi cukup tinggi di kawasan tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Syaripudin menyebut pengambilan sampel dilakukan di wilayah Ancol dan Muara Angke.
“Hal ini untuk memastikan apakah pencemaran tersebut masih berlangsung sampai saat ini. Karena pengambilan sampel pada riset tersebut dilakukan 2017-2018,” ujar Syaripudin dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 3 Oktober 2021.
Dinas Lingkungan Hidup DKI berupaya mengidentifikasi sumber pencemaran parasetamol itu. Dinas LH akan mengambil upaya untuk dapat menghentikan pencemaran. Namun parameter kontaminan jenis parasetamol tak diatur secara spesifik dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
"Tapi kami berkomitmen untuk mendalami dan menelusuri sumber pencemarnya dan mengambil langkah untuk menghentikan pencemaran tersebut,” ujar dia.
Baca Juga:
Penelitian soal pencemaran itu diterbitkan dalam Marine Pollution Bulletin edisi Volume 169, Agustus 2021 yang dapat diakses di www.sciencedirect.com. Judul penelitiannya 'High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia'. Riset tersebut menunjukkan, adanya kandungan parasetamol di perairan kawasan Angke dan Ancol, Jakarta Utara. Konsentrasi parasetamol di sampel air Angke mencapai 610 ng/L dan Ancol 420 ng/L.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terlibat dalam studi itu, Zainal Arifin menyatakan kandungan parasetamol di perairan Teluk Jakarta ditemukan sebelum pandemi Covid-19. Riset soal pencemaran ini memang terbit tahun ini, tapi pengumpulan sampel air laut dilakukan pada akhir 2018 atau 2019.
"Konsentrasinya sangat minim, tapi memberi dampak bukan ke manusia saja, tapi ke hewan juga yang ada di sana," jelas dia.
Menurut Zainal, penelitian itu baru studi awal yang perlu didalami lagi. Penelitian belum sampai menyelidiki sumber limbah obat-obatan yang kemudian masuk ke air laut.
Untuk itu, Zainal belum bisa menyimpulkan sumber kandungan parasetamol. Dia memprediksikan kandungan parasetamol ini berasal dari industri atau pemakaian individu. Hal itu mengingat masyarakat terkadang berlebihan minum obat pereda demam dan nyeri yang mengandung parasetamol.
Baca juga: 5 Fakta Perairan di Angke dan Ancol Terkontaminasi Parasetamol