TEMPO.CO, Jakarta – Koalisi Kawali Indonesia Lestari atau Kawali mendesak pemerintah bertanggung jawab terhadap munculnya kandungan parasetamol di Teluk Jakarta. Manager Advokasi & Kampanye Kawali Fatmata Juliansyah mengatakan pemerintah semestinya mengawasi dan mencari tahu penyebab serta pelaku pencemaran.
“Serta menindak dengan tegas pelaku tersebut, termasuk dalam pemulihan lingkungan dan pemberian kompensasi kepada masyarakat terdampak pencemaran. Harus ada yang bertanggung jawab terhadap kasus ini,” ujar Fatmata dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.
Studi internasional Marine Pollution Bulletin yang dipublikasikan Agustus 2021 mencatat adanya kandungan parasetamol yang mendominasi di perairan Teluk Jakarta. Kandungan parasetamol terdeteksi di kawasan Angke dan Ancol, Jakarta utara. Konsentrasi parasetamol di Angke sebesar 610 ng/L, sedangkan Ancol 420 ng/L.
Fatmata mengatakan adanya temuan kandungan parasetamol dengan konsentrasi tinggi akan mengganggu ekosistem biota laut dan mata pencaharian nelayan sekitar. Ia mempertanyakan kelayakan hasil tangkapan nelayan dari daerah sekitar pencemaran untuk dikonsumsi manusia.
Musababnya, parasetamol adalah obat yang biasa digunakan untuk menurunkan demam, sakit kepala, dan pereda nyeri, yang akan menimbulkan efek samping jika digunakan secara berlebihan. Fatmata memandang tidak masuk akal apabila obat yang biasanya dikonsumsi manusia itu masuk ke lingkungan laut.
“Sangat jelas menunjukkan bahwa adanya indikasi pencemaran laut, tetapi yang sangat disayangkan adalah pada saat pengecekan mutu air laut, belum pernah dilakukan pengecekan kandungan parasetamol karena tidak ada dalam 38 parameter indikator pencemaran,” ujar dia.
Semestinya, kata Fatmata, kandungan ini tidak luput dari perhatian. Dia pun menilai pemerintah provinsi lalai dalam menjaga baku mutu air laut.
“Pertanyaan yang timbul adalah apa ada kesengajaan pembuangan limbah ke laut oleh oknum nakal tidak bertanggung jawab? Mengingat belakangan ini parasetamol sering digunakan pasca-vaksinasi sehingga tingkat permintaan dan pembuatan parasetamol yang sedang tinggi,” ucapnya.
Baca juga: BRIN: Parasetamol di Teluk Jakarta Dikhawatirkan Berdampak Buruk Bagi Hewan Laut
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | LANI DIANA