TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta bakal menyediakan fasilitas rehat bagi sopir atau pramudi bus. Direktur Utama PT Transjakarta Mochammad Yana Aditya mengatakan, penyediaan tempat istirahat itu merupakan tindaklanjut dari rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT.
"Tindaklanjut dari rekomendasi yang telah disampaikan oleh KNKT kepada Transjakarta agar memperhatikan penyediaan tempat istirahat yang nyaman bagi pramudi," kata dia saat peresmian salah satu lokasi peristirahatan yang disiarkan daring, Kamis, 24 Februari 2022.
Baca Juga:
Yana menuturkan sopir bus Transjakarta dapat melepas lelah dan bersantai di tempat istirahat sebelum melanjutkan jadwal kerjanya. PT Transjakarta melengkapi fasilitas ini dengan toilet, kursi, meja, AC, dan air minum.
Hari ini Yana meresmikan fasilitas rehat di Halte Ragunan, Jakarta Selatan. Ke depannya, BUMD DKI itu bakal membangun fasilitas yang sama di tujuh titik lain, yakni Blok M, Pulogadung, Kalideres, Pinang Ranti, Ancol, Tanjung Priok, dan Puri Beta.
"Kapasitas dari fasilitas ini kurang lebih sekitar 7-10 pramudi ya, jadi cukup nyaman," ucap dia.
Sebelumnya, PT Transjakarta menggandeng KNKT untuk mengaudit operasional bus Transjakarta. Tujuannya agar mengevaluasi aspek operasional pascakecelakaan bus Transjakarta yang kerap terjadi sepanjang 2021. KNKT lantas menerbitkan empat rekomendasi.
Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan, empat area evaluasi itu yakni manajemen risiko Transjakarta, kelaikan armada, kesiapan awak dan keselamatan atau keamanan rute atau lintasan Transjakarta.
Wildan menjelaskan, terkait manajemen risiko, pihaknya meminta penambahan departemen khusus yang mengelola manajemen risiko dan memberikan jaminan keselamatan.
"Saat ini unit serupa sudah ada tapi masih terlalu kecil, sehingga perlu ditingkatkan paling tidak sama dengan direktorat yang berada di bawah dirut yang dipimpin direktur," ujar dia beberapa waktu lalu.
Rekomendasi kedua, lanjut dia, KNKT meminta manajemen Transjakarta untuk membuat standar prosedur yang adaptif dan responsif menyangkut kelaikan awak dan kendaraan.
Masukan itu diberikan, kata dia, setelah ditemukan adanya dinamika salah satunya menyangkut teknologi karena bus yang digunakan dari bus yang konvensional hingga bus listrik.
Terkait keselamatan rute atau lintasan, KNKT bersama manajemen Transjakarta melakukan pemetaan di 13 koridor lintasan bus.
"Kami menemukan beberapa hazard di dalam lintasan sehingga perlu dilakukan pemetaan komprehensif yang lebih luas tidak hanya di 13 koridor, tapi juga lintasan non BRT," ucapnya.
Baca juga: Dishub DKI Segera Realisasikan 4 Rekomendasi KNKT untuk Transjakarta