Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stasiun Matraman dan Jejak Area Matraman: Dari Penyerbuan Mataram hingga Pendudukan Inggris

image-gnews
Stasiun Matraman akan mulai diuji coba pada Kamis (16/6/2022). Stasiun itu akan difungsikan sebagai alternatif penumpang KRL naik-turun antara Stasiun Manggarai dan Jatinegara.TEMPO/Annisa Apriliyani
Stasiun Matraman akan mulai diuji coba pada Kamis (16/6/2022). Stasiun itu akan difungsikan sebagai alternatif penumpang KRL naik-turun antara Stasiun Manggarai dan Jatinegara.TEMPO/Annisa Apriliyani
Iklan


Di tempat itu dulu pemah ada rumah sang pangeran yang bercorak Jawa dengan tiang-tiang besar. Pada jaman Belanda rumah tersebut dimiliki oleh Tuan Bool dan dijadikan tempat pemeliharan hewan-hewan. Namun kemudian dihancurkan karena menjadi persengketaan. Kampung Matraman lama berada di sekitar masjid ini dan disebut Matraman Dalam Mesjid

Sementara itu mengutip perpusnas, Lily Utami pemerhati sosial dan budaya menyebutkan bahwa konon kata Matraman diambil dari kata Mataraman, karena wilayah tersebut dulunya dijadikan perkubuan oleh pasukan Mataram dalam rangka penyerangan kota Batavia yang dipegang VOC Belanda.

Pasukan Mataram pimpinan Sultan Agung ketika itu dua kali menyerang kubu VOC di Batavia pada tahun 1628 – 1629. sedang VOC saat itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen. Sejak saat itulah kubu pertahanan Mataram ini kemudian diabadikan menjadi nama tempat sehingga sekarang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dikutip dari buku Alwi Shahab 2001, pada tahun 1811 sempat terjadi pertempuran besar antara pasukan Inggris dengan pasukan Belanda di daerah Matraman yang dimenangkan oleh Inggris, dan menandai mulainya masa pendudukan Inggris di Pulau Jawa. Thomas Raffles lalu membangun markas – markas militer dikawasan itu hingga Jatinegara. 

Rawan Kejahatan

Pada awal tahun 1900-an, kawasan tersebut bahkan menjadi tempat rawan kejahatan. Koran Bintang Betawi, surat kabar yang dahulu terbit di wilayah Betawi dan sekitarnya beberapa kali memberitakan kejahatan yang pernah terjadi di daerah Matranam.

Salah satunya menceritakan seorang Belanda bernama Tuan V, diserang oleh satu prajurit yang langsung melompat naik kedalam kendaraannya saat dia melewati daerah antara Salemba dan Mr Cornelis (Jatinegara).

Usai berhasil masuk, prajurit ini lantas menusuk Tuan V yang untungnya tidak mengenai Tuan V. Tuan V segera turun dari kendaraannya, sedang prajurit itu lalu memaksa kusir untuk membawanya pergi. Tuan V mencoba mengejar, namun prajurit itu berhasil kabur dengan berlari masuk ke dalam tangsi, lalu memanjat tembok dan menghilang.

Pada pertengahan abad ke-19, mayoritas penduduk Matraman terdiri dari orang Betawi. Penduduk Matraman makin berkembang dengan banyaknya pendatang untuk mencari nafkah atau sekolah.

Penduduk asli Matraman yang telah tinggal secara turun temurun di Matraman mendapat sebutan Orang Betawi Matraman. Semula mereka berasal dari Kampung Kebon Manggis Lama yang dipindahkan akibat pembangunan kompleks militer tentara Belanda (Berland). Selain dipindahkan ke Matraman ada juga yang menempati Pal Meriam, Jatinegara, Kebon Pala, Pisangan, Kebon Kosong, dan Matraman Dalam Mesjid.

Antara tahun 1947-1950, Matraman termasuk dalam Kelurahan Matraman, Asistenan Kampung Melayu, Kawedanan Kramat jati, Kota praja Jakarta Raya. Kantor kawedanan ada di Pasar Minggu. Pada tahun 1967, Kelurahan Matraman terpecah menjadi beberapa kelurahan, yaitu: 

(I) Kelurahan Manggarai dan Kampung Bali yang termasuk Matraman Dalam dan masuk Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan; 

(2) Kelurahan Kebon Manggis dan Kelurahan Meriam, masuk Kecamatan Matraman, Jakarta Timur; 

(3) Kelurahan Pegangsaan dengan wilayah yang meliputi sebagian Kampung Matraman dan masuk Kecamatan Menteng, Jakarta Timur. Nama Matraman akhimya kembali digunakan. Berasal dari pecahan Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Matraman, dan Kecamatan Tebet. 

HATTA MUARABAGJA
Baca : Stasiun Matraman Beroperasi: Diharapkan Mengurai Kepadatan 2 Stasiun 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

10 jam lalu

Sejumlah jamaah calon haji antre menaiki pesawat di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu 24 Mei 2023 dini hari. Sebanyak 360 calon haji kloter pertama embarkasi Solo asal Kabupaten Grobogan diberangkatkan menuju Arab Saudi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.


Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

10 jam lalu

Warga dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan melakukan aksi memasak dengan bahan pangan murah akibat mahalnya harga biaya pendidikan dan kenaikan BBM di depan DPRD Provinsi Jawa Barat di Bandung, 22 September 2022. Mereka memprotes mahalnya biaya pendidikan di SMA/SMK negeri yang sampai saat ini belum bebas dari dana sumbangan pendidikan yang besarannya ditentukan oleh komite sekolah. TEMPO/Prima mulia
Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.


Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

18 jam lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

21 jam lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.


Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 hari lalu

Perayaan adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman pada 1-3 Mei 2024. Dok. istimewa
Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.


Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Benda berpendar cahaya kehijauan terekam melintasi langit Yogyakarta. Dok. Istimewa
Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang


Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Acara halal bihalal syawalan Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek dilaksanakan di Diklat Kejaksaan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Istimewa
Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.


TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

Pengelolaan sampah organik di Dusun Petung Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.


Dana Pembangunan Masjid di Cakung Diduga Dilarikan Kontraktor, Warga Pilih Diam Tak Mau Ikut Campur

3 hari lalu

Tampak pembangunan Masjid Al Barkah di Jalan Raya Bekasi KM 23, RT 01 RW 02, Kelurahan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, mangkrak, Jumat, 3 Mei 2024. Masjid ini dibangun dengan biaya Rp sebesar 9,75 miliar. TEMPO/Ihsan Reliubun
Dana Pembangunan Masjid di Cakung Diduga Dilarikan Kontraktor, Warga Pilih Diam Tak Mau Ikut Campur

Dana pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung diduga dilarikan oleh kontraktor. Warga geram sekaligus pasrah, tak mau campur tangan.


Tergusur Proyek, Pembangunan Masjid Baru di Cakung Kini Mangkrak

3 hari lalu

Tampak pembangunan Masjid Al Barkah di Jalan Raya Bekasi KM 23, RT 01 RW 02, Kelurahan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, mangkrak, Jumat, 3 Mei 2024. Masjid ini dibangun dengan biaya Rp sebesar 9,75 miliar. TEMPO/Ihsan Reliubun
Tergusur Proyek, Pembangunan Masjid Baru di Cakung Kini Mangkrak

Uang pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung Jakarta Timur diduga dibawa kabur kontraktor sebesar Rp 9,75 miliar.