Tak tahan melihat penderitaan anaknya, Hana Hayanti Putri, 28 tahun warga jalan Prabu Kian Santang RT 05/15, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang itu mengadu untuk kesekian kalinya ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Sebelumnya pada Februari lalu ia telah meminta rekomendasi tidak mampu ke dinas tetapi ditolak. Pada Jumat, (3/4) penolakan juga dilakukan petugas dinas kesehatan dengan alasan pembuatan kartu multi guna yang baru akan dilakukan pada Agustus mendatang.
Dari catatan Tempo, kartu multi guna adalah kartu berbentuk mirip kartu ATM. Kartu ini dimiliki warga Kota Tangerang yang miskin, nyaris miskin dan tidak mampu. Kartu sakti ini bisa digunakan untuk berobat gratis dan bebas bayar biaya sekolah.
"Kalau menunggu sampai Agustus, anak saya bisa lebih fatal. Saya tidak tega melihat anak saya telantar," ucap Hana.
Upaya lain yang dilakukannya untuk mengobati penyakit Florencia, adalah ia pernah memeriksakan putrinya itu ke RS Global Medika, Kebun Nanas dan RSCM.
Hasil pemeriksaan di dua rumah sakit itu, Florencia harus segera dioperasi bagian kepalanya yang membusung. Kedua rumah sakit itu menyarankan Hana untuk melampirkan surat tidak mampu dari pemerintah daerah tempatnya tinggal.
Sayang pemerintah daerah setempat tak kunjung memberikan bantuan meski sebatas surat rekomendasi.
Siti Aisyah, Ketua Posyandu Teratai RW 15, Kecamatan Periuk yang mendampingi Hana ke Dinkes Kota Tangerang mengatakan penyakit Florencia baru diketahui tiga pekan lalu. "Sebagai kader posyandu kami membantu. Dia warga kami walau tinggal di rumah petak. Suaminya hanya buruh serabutan," kata Siti.
Secara terpisah, Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Dinkes Kota Tangerang Asnimar Azwar mengatakan Dinkes tidak merekomendasi karena Hana dan suaminya, Christian, 30 tahun tidak terdata sebagai warga Kota Tangerang.
"Bukan menolak, tapi kami akan memberikan rekomendasi alternatif. Kami sudah coba berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit swasta agar bisa menolong Florencia," kata Asnimar.
AYU CIPTA