TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan proyek pembangunan Intermediate Treatment Facility atau ITF Sunter terpaksa kembali ditunda. Alasannya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) harus mengevaluasi pemilihan mitra atau investor.
"Lagi berhenti dulu, kata Jakpro lagi ada evaluasi pada saat pemilihan mitranya kemarin," kata Asep saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 13 Februari 2023.
Asep mengatakan proyek pengolahan sampah ITF Sunter terpaksa berhenti meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah turun tangan. "Presiden sudah mengimbau. Jadi, memang diharapkan prosesnya bisa cepat," ujarnya.
Kendati ada masalah mitra investor Jakpro, Pemprov DKI berharap pengerjaan konstruksi fasilitas pengolahan sampah menjadi listrik itu bisa benar-benar dieksekusi akhir tahun ini. Mengingat, Jakpro menargetkan pengerjaan ITF ini sebelum November 2023.
"Mudah-mudahan dalam akhir tahun ini bisa mulai konstruksi. Saya berharap demikian tapi kalau clear-nya silakan tanya sama Jakpro," kata dia.
ITF Sunter Masuk RUPTL
Sebelumnya, anak usaha PT Jakarta Propertindo, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) menargetkan pembangunan ITF Sunter dimulai sebelum akhir November 2023. Sebab, proyek yang masuk dalam rancangan pengembangan tenaga listrik nasional (RUPTL) ini harus tercapai sebelum 2026.
"Sesuai rencana kami di Mei, kami harus melaksanakan konstruksi sebelum akhir November karena ada target yang namanya RUPTL, rancangan pengembangan tenaga listrik nasional, yang harus kami capai sebelum 2026," kata Direktur Keuangan PT JSL Nagwa Lestari saat rapat kerja Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta.
Pengerjaan ITF Sunter ini dikebut lantaran pihaknya dipanggil Presiden Jokowi beberapa waktu lalu untuk membahas masalah ini. "Kamis 26 Januari kami dipanggil dewan energi nasional yang diketuai Pak Jokowi," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Jokowi mengingatkan PT JSL untuk segera mengeksekusi proyek ITF Sunter. "Mengingatkan kembali kepada DKI untuk segera menyelenggarakan RUED-nya, rencana umum pemanfaatan energi daerah," kata Nagwa.
Sebab, ITF Sunter merupakan proyek strategi nasional dan proyek strategis daerah, sementara RUED merupakan kebijakan pemerintah daerah mengenai rencana pengelolaan energi.
Berdasarkan dokumen yang dibahas dalam rapat, nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek ITF Sunter Rp5,2 triliun. Pemprov DKI memberikan suntikan modal Rp517 miliar untuk PT JSL untuk kegiatan pengawasan perencanaan dan jaminan pelaksanaan perjanjian jual beli listrik (PJBL). "PMD itu akan sebagian digunakan untuk jaminan pelaksanaan yang akan dijadikan jaminan untuk tanggal efektif PJBL. Sesuai rencana kami, di bulan Mei," ujar Nagwa.
Pilihan Editor: Proyek ITF Sunter Dikebut usai Disentil Jokowi, Heru Budi: Lagi Dibahas Jakpro