TEMPO.CO, Jakarta - Nama Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando kembali menyeruak ke muka publik, setelah dirinya memutuskan menjadi kader sebuah partai politik. Pegiat media sosial berusia 62 tahun itu pernah berada di puncak atensi masyarakat ketika menjadi korban pengeroyokan di depan Gedung MPR/DPR Senayan pada Senin (11/04/2022) lalu.
Babak Belur Usai Hadiri Demo DPR RI
Ade terlihat berkeliling bersama para pendemo di area Senayan sekitar pukul 13:00 WIB. Bahkan Tempo juga sempat berhadapan langsung dengannya di depan Gedung TVRI. Pria yang mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI tersebut turut membawa tim dan memegang kamera.
Memasuki pukul 15:30 WIB, perwakilan DPR dan Kapolri Listyo Sigit muncul memberi pernyataan di depan massa. Mereka menyebut bakal menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo. Di waktu yang sama, Ade terlibat cekcok dengan sejumlah ibu-ibu. Ia diteriaki sebagai sosok provokator lantaran orasinya yang sering menyentil kelompok tertentu.
“Hidup lo tuh gak berkah”, seru seorang wanita kepada Ade Armando.
Setelah anggota DPR dan Kapolri memberi keterangan, massa dari kalangan mahasiswa menarik diri bersama mobil komandonya. Namun, masih nampak segelintir orang berpakaian serba hitam yang tetap memilih tinggal. Bahkan mayoritas di antaranya tak segan melempari bagian dalam gedung beratap hijau itu dengan batu dan kayu.
Sementara itu, Ade digelandang seseorang yang berupaya menyelamatkannya dari amuk massa non mahasiswa. Bukannya aman, ia justru semakin dikerumuni banyak orang. Detik-detik ia mendapatkan bogem mentah dari pria bertopi disaksikan oleh Tempo. Akhirnya, ia tersungkur di atas aspal sesudah sekitar 30 orang bergantian melucuti Ade.
Ade Armando yang sudah tak berdaya, digiring oleh beberapa aparat kepolisian berpakaian preman. Ia dibawa masuk ke area Gedung DPR melalui sebuah gerbang kecil. Sayangnya, massa semakin beringas dengan terus melempari kayu dan batu. Akibatnya, gas air mata terpaksa ditembakkan untuk memecah massa yang tidak kondusif.
Resmi Jadi Politisi PSI
Usai memperoleh perawatan di HCU RS Siloam Jakarta akibat pendarahan otak, tepat setahun, kini Ade Armando mendeklarasikan dirinya untuk menjadi bagian dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pada Selasa (11/04/2023). Pelantikannya langsung dipimpin oleh Ketua Umum PSI Giring Ganesha Djumaryo dan Wakil Ketua Umum Dewan Pembina PSI Grace Natalie.
“Hari ini saya memutuskan bergabung dengan PSI”, kata Ade saat ditemui di Kantor DPP PSI di kawasan Jakarta Pusat.
Ade menerangkan bahwa ada beberapa alasan yang meyakinkan dirinya menjajaki panggung politik bersama PSI. Dia menuturkan bahwa PSI merupakan partai yang tetap teguh pendirian terhadap anti-intoleransi dan antikorupsi. Partai yang berdiri pada 16 November 2014 silam itu disebutnya juga memberi dukungan kepada Presiden Jokowi atas RUU Perampasan Aset dan kasus transaksi senilai Rp 349 triliun.
“Mereka konsisten membongkar proyek lem Aibon, skandal Formula E, tak menganggap penting terhadap kenaikan gaji, membuka kasus anggaran gorden yang di luar batas akal”, ungkapnya.
Tak hanya itu, Ade Armando juga menilai PSI sebagai partai game changer di dunia perpolitikan Indonesia. Bukan saja persoalan diisi oleh kader muda, tetapi kejujuran, kebersihan, integritas, keberanian, sekaligus kenaifan. Ia juga memilih tanggal 11 April 2023 sebagai momen yang penting karena berkaitan dengan pengeroyokan di depan Gedung DPR.
“Peristiwa 11 April 2022 membuka mata saya bahwa tidak boleh berhenti memperjuangkan apa yang telah saya perjuangkan, justru harus mengontetifikasikannya”, ujar Ade Armando.
Pilihan editor: Ade Armando Bergabung ke PSI
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA