TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan atau Dishub DKI, Syafrin Liputo mengatakan pihaknya terus berupaya memperbaiki kualitas udara Jakarta. Mengingat buruknya kualitas udara ibu kota belakangan ini.
“Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI untuk sektor transportasi,” kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 13 Juni 2023.
Dia mengatakan salah satu upaya yang telah dilakukan Dishub DKI, yaitu melalui kebijakan ganjil genap. Namun, kebijakan ini belum mampu meminimalisir penggunaan kendaraan lantaran masih adanya masyarakat yang menambah kendaraan mobil.
“Kemudian kita mendorong untuk dilakukan akselerasi terhadap program uji emisi, sehingga yang nantinya akan lewat di jalur, jalan-jalan di Jakarta itu harus yang sudah lulus uji emisi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk percepatan itu dilakukan disinsentif tarif parkir, sehingga bagi yang tidak lulus uji emisi, kemudian yang bersangkutan parkir di tempat yang dikelola oleh Pemprov DKI, maka dikenakan tarif parkir tertinggi.
“Yang tadinya Rp 5 ribu sekarang yang tertinggi Rp 7 ribu,” kata Syafrin.
Dengan demikian, pihaknya berharap ada kesadaran individu pemilik kendaraan bermotor untuk melakukan perawat kendaraan secara baik, sehingga tidak mengeluarkan emisi yang melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Berikutnya, Dishub DKI mendorong operasional armada angkutan umum Transjakarta, khususnya untuk menggunakan bus listrik ke depannya.
Syafrin pun menyampaikan dengan capaian 2 juta kilometer oleh bus listrik Transjakarta ekuivalen dengan mereduksi 5,5 juta ton karbon (CO2). Selain itu, pihaknya mendorong masyarakat menggunakan mobil listrik.
“Kendaraan pribadi ada disinsentif begitu uji emisi. Untuk mobil listrik ada insentif yang sudah dikeluarkan, yaitu BBNKB nol rupiah di Jakarta, kemudian bebas ganjil genap,” kata dia.
Sebab, kata dia, berdasarkan hitungan Dinas Lingkungan Hidup, polusi udara di Jakarta sebanyak 59 persen disumbang oleh kendaraan bermotor yang sebelumnya di angka 70 sampai dengan 76 persen.
Ia menilai dengan berbagai upaya, seperti penanaman pohon, penghijauan, kemudian mendorong penggunaan bus listrik, uji emisi secara masif bisa menurunkan sekitar 11 persen emisi kendaraan bermotor sumber pencemaran di Jakarta.
Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono secara bercanda menjawab soal memburuknya kualitas udara Jakarta belakangan ini. "Saya tiup aja," katanya.
Pilihan Editor: Ditanya Soal Solusi Pencemaran Udara Jakarta, Heru Budi Guyon: Saya Tiup