TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ismail mengatakan Jakarta International Stadium (JIS) didesain untuk pengunjung yang menggunakan transportasi publik, bukan kendaraan pribadi. Dia mengatakan tidak tepat jika stadion yang dibangun era Anies Baswedan itu disebut minim akses masuk.
“Kenapa dibilang kekurangan? Kita melihat perspektif pengunjung menggunakan kendaraan pribadi berduyun-duyun ke sana. Mengapa ini terjadi? Karena JIS didesain untuk dikunjungi menggunakan transportasi publik,” kata Ismail saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 5 Juli 2023.
Oleh karena itu, Gubernur Anies Baswedan mengubah rute LRT Velodrom-Pegangsaan yang sebelumnya ke Manggarai menjadi ke JIS. Tujuannya agar memudahkan transportasi publik ke stadion yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara itu.
“Begitu juga sistem semacam park and ride ketika menuju ke sana (JIS) disediakan park and ride di radius sekian kilo dari stadion,” ujarnya.
Politikus PKS itu menjelaskan alur pengunjung dengan kendaraan pribadi yang hendak ke JIS bisa memarkir kendaraan di area JIExpo yang kemudian dilanjutkan dengan menumpagi bus yang telah disediakan.
“Hal-hal seperti ini harus dipahami secara utuh bahwa kemudian, misalkan masyarakat ingin atau tidak mau tahu kendaraan pribadi bisa masuk ke JIS, berarti harus ada perubahan total terhadap desain,” kata dia.
Namun dengan adanya perubahan desain itu, Ismail menilai pemanfaatan JIS tidak sejalan dengan kebijakan umum Pemprov DKI untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi menuju kendaraan massal.
“Akses masuk ke stadion itu sudah ideal karena dia membuat dua ramp utama menghindari terjadinya bentrokan antara yang masuk maupun yang keluar,” ucapnya.
Dia menyampaikan ramp dibuat di dua arah yang berlawanan, termasuk pintu-pintu kecil yang disediakan, baik dari arah basement maupun penjuru stadion JIS dinilai sudah cukup ideal.
Pilihan Editor: Jubir Anies Sebut Jakpro Tak Diajak saat Inspeksi JIS