TEMPO.CO, Jakarta - Legowo, pemilik pabrik arang rumahan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, kesal karena tempatnya mencari nafkah ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Usahanya dinilai turut menyebabkan polusi udara di Ibu Kota.
“Sini kalau mau itu Heru (Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono) datang ke sini,” kata Legowo kesal saat ditemui Tempo di tempat usahanya, Sabtu, 26 Agustus 2023. Sesekali kata-kata kasar terlontar dari mulutnya saat diwawancarai.
Legowo menuturkan pabrik arang rumahannya digerebek tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Satpol PP DKI, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Rabu, 23 Agustus 2023. Saat itu ada empat orang selain dia yang sedang membakar arang. “Saya lagi tidur, tiba-tiba dibangunin,” ucap dia.
Keeseokan harinya, tim gabungan kembali datang untuk memberitahu jika pabrik arang rumahannya harus ditutup selama satu pekan. Sebagai kompensasi atas penutupan ini, pemerintah akan memberikan uang Rp4,5 juta.
Namun, Legowo menyatakan akan kembali membuka pabrik arang rumahannya usai satu pekan berlalu. Ia mengklaim uang kompensasi itu tak satu rupiah pun dia terima. “Ya sudah setelah satu minggu habis, kita bakar arang lagi, lah,” tuturnya.
Menurut Legowo, uang kompensasi itu diambil oleh pemilik lahan. Legowo mengontrak untuk mendirikan pabrik arang rumahan. “Jadi kami enggak dapat uang kompensasi apa-apa,” katanya.
Pabrik arang rumahan Legowo sudah berdiri kurang lebih 5 tahun. Ia sebenarnya tidak masalah jika harus ditutup asal mendapat pembinaan, solusi, dan uang ganti rugi.
Pabrik arang rumahan di Lubang Buaya, Jakarta Timur yang ditutup Pemprov DKI. Foto: TEMPO/Advist Khoirunikmah
Pabrik Arang di Lubang Buaya Ditutup, Heru Budi Sebut Asapnya tidak Wajar
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menutup sementara salah satu pabrik arang di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur setelah mengamatinya selama satu pekan. Ia mencurigai aktivitas pabrik tersebut lantaran asap yang dihasilkan dinilai sudah tidak wajar.
“Kalau kemarin yang di Lubang Buaya yang ditutup, ya, asapnya kaya begitu, ya ditutup sementara,” kata Heru Budi kepada Tempo di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.
Menurut dia, langkah tersebut diambil karena berdasarkan pemantauan indeks standar pencemaran udara atau ISPU milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menunjukan kualitas udara di kawasan itu tidak sehat atau yang ditandai dengan warna kuning pada aplikasi.
“Satu minggu saya pantau itu kuning terus, makanya saya, Dinas LH (Lingkungan Hidup) dan komunikasi dengan Bu Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan),” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghentikan operasional salah satu pabrik pembuatan arang lantaran melakukan pembakaran terbuka di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Heru Budi mengatakan ada dua wailayah di Jakarta yang selalu masuk dalam kategori kulaitas udara tidak sehat, yaitu Sumur Batu di Jakarta Pusat dan Lubang Buaya di Jakarta Timur. Dia menginstruksikan Pemerintah Kota setempat mencari tahu dan melaporkan penyebab tidak sehatnya kualitas udara di kawasan itu.
Penjabat Gubernur DKI itu tidak menanpik jika waktu operasional industri berjalan selama 24 jam. Namun, dia meminta seluruh industri itu mengikuti dan menjalani rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kalau indikasi polusinya tinggi, ya, dia harus sadar, dong, rekomendasi dari kementerian lingkungan harus dilaksanakan, kan ditutup juga masalah,” kata Heru.
ADVIST KHOIRUNIKMAH
Pilihan Editor: DKI Temukan Penyebab Kualitas Udara Buruk di Jeruk Purut dan Kebon Jeruk