TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan Masjid Al Barkah mandek. Duit sebesar Rp 9,75 miliar untuk pembangunan masjid diduga dibawa kabur kontraktor.
Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Cakung Timur, Haerudin telah mengetahui bahwa pembangunan masjid di Jalan Raya Bekasi KM 23, mangkrak. Dia menyebut, kini bangunan itu seakan "terlantar". "Kan di depan mata, ya tahulah terlantar," kata dia kepada Tempo di rumahnya, Jumat, 3 Mei 2024.
Pria 63 tahun, yang tinggal di belakang masjid Al Barkah, itu membenarkan biaya pembangunan itu senilai Rp 9,75 miliar. Namun dia belum menjelaskan alasan pendirian rumah ibadah itu mangkrak. "Ya, kalau itu (informasinya) simpang siur," kata dia, saat ditanya perihal alasan bangunan itu belum dikerjakan.
Dia mengatakan, selama proses pembangunan itu tak pernah diundang membicarakan proyek tersebut. Menurut dia, ada banyak informasi perihal alasan bangunan itu gagal rampung tepat waktu. "Kemungkinan besar karena keuangannya," ucap dia, saat ditanya perihal masjid ini.
Sejumlah orang yang ditemui Tempo di sekitar masjid menjelaskan, sumber kegagalan pembangunan tak rampung, karena duit. Mereka menyebutkan kontraktor, Ahsan Hariri, sudah menerima duit 9,75 miliar, itu tak punya komitmen dalam pendirian masjid ini rampung.
Salah seorang pekerja yang ditemui Tempo, mengatakan dia mendengar sebagian duit itu telah di deposit. Namun berapa nominal deposit itu dia mengaku tak tahu. Soal sebagian duit pembangunan di deposit, juga diakui Ketua Pengurus Masjid Al Barkah, Ahmad Satiri. "Katanya lima Rp 5 miliar," kata Ahmad, pelan.
Haerudin membenarkan bahwa biaya pembangunan 9,75 miliar sudah diberikan kepada Ahsan. "Katanya sudah lunas, tapi masjid belum jadi," ucap dia. Perihal mandeknya pembangunan ini, Haerudin mengatakan pernah menyurati pengurus masjid. Surat itu berisi permintaan berunding antara pengurus masjid dan pengurus RT-RW membahas mandeknya masjid itu.
"Saya terus terang aja, dari kepengurusan RT-RW sudah bersurat kepada pengurus untuk diajak duduk, berunding. Tapi sampai sekarang enggak diajak," kata dia. Surat itu dikirim sekitar 2023. Surat tersebut, kata dia, merespons pertanyaan warga tentang Al Barakah batal rampung pada 2023.
Dalam perjanjian kontrak pembangunan itu berjalan selama setahun. Dimulai dari 4 Juli 2022-4 Juli 2023. Namun hingga 2024, bangunan masih telanjang. Dia mengakui dalam pembangunan itu, pengurus RT dan RW tak dilibatkan. "Katanya (Ahsan pakai duit). Ya, karena kami tak pernah diajak duduk, makanya kami enggak tahu persis. Cuma dapat info begini," tutur dia. "Sampai sekarang kami masih memantau."
Masjid Al Barkah di Jakarta Timur, itu awalnya berdiri di depan jalan. Setelah pemerintah DKI Jakarta akan membangun sebuah proyek, oleh Ketua RT Haerudin disebut untuk jalan lintas raya terpadu atau LRT, disepakati untuk pembangunan masjid baru di bagian belakang—sekitar 25 meter dari bibir jalan. Karena jalur LRT akan dibangun melintas tepat di gedung lama.
Sebab itu, pemerintah DKI Jakarta memberikan biaya sekitar Rp 12 miliar untuk pembangunan masjid baru di belakang bangunan lama. Dan kini bangunan itu masih mangkrak. Sehingga ketika bangunan ini batal rampung Juli 2023, pengurus masjid memberikan waktu tambahan kepada kontraktor menyelesaikan pembangunan masjid sejak Januari 2024-21 April 2024.
Namun hingga memasuki Mei, bangunan itu belum kelar. Bahkan masih ada bambu mengepung bagian kiri-kanan gedung tiga lantai ini. "Pihak pemborong menyanggupi bila proses pembangunan masjid tidak sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan/belum jadi 100 persen, maka pihak pemborong akan diproses melalui jalur hukum," dikutip dari pernyataan Ahsan dalam surat perjanjian bersama Ahmad dan seorang saksi di atas materai 10.000.
Pernyataan Ahsan itu terdiri dari lima poin. Janji itu disampaikan tertulis saat diberikan waktu pengerjaan dari Januari-April 2024. Adapun biaya pengeluaran dalam proses pembangunan masjid, seperti tertulis di surat itu, sepenuhnya tanggung jawab pemborong. "Dan dana biaya sebesar Rp 9.751.864.450 sudah diterima sepenuhnya oleh pihak pemborong/Ahsan," bunyi poin kelima surat itu.
Pilihan Editor: Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim
Catatan redaksi: Judul berita telah diperbaiki agar sesuai dengan isi laporan, terima kasih.
