TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi ini, 8 Oktober 2023, terukur sebagai yang terburuk di antara kota-kota besar di dunia bersama Kuala Lumpur. Per pengukuran pada pukul 06 WIB, jaringan 34 stasiun pemantau IQAir yang terpasang di Jakarta memberikan kalkulasi nilai indeks sebesar 170 atau tergolong Tidak Sehat.
Indeks berdasarkan konsentrasi polutan berupa debu halus (PM2,5) di udara yang terukur sebesar 92 mikrogram per meter kubik atau 18,4 kali nilai ambang WHO. Adapun lima stasiun yang mengukur nilai indeks kualitas udara paling tinggi adalah yang berlokasi di Duitku PG, Kebon Jeruk (190); Jeruk Purut (182); Gran Melia Jakarta (180); Kemang V (180); Layar Permai PIK (178).
Sementara, hingga artikel ini dibuat, situs sistem informasi lingkungan dan kebersihan milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta masih menunjuk hasil pengukuran indeks standar pencemaran umum per pukul 04 WIB.
Angkanya menunjukkan kualitas udara Tidak Sehat pada stasiun yang terpasang di Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk parameter PM2,5. ISPU terukur sebesar 102. Stasiun di Bundaran HI menunjuk kualitas udara Sedang tapi dengan angka indeks 100, atau kisaran teratas sebelum termasuk Tidak Sehat.
Pada situs yang sama ditunjukkan pula stasiun yang ada di Lubang Buaya, Jakarta Timur, menunjuk angka nol atau nir pencemaran udara PM2,5. Kemungkinan ada kerusakan pada stasiun ini tapi belum ada keterangan dari Dinas Lingkungan Hidup.
Dugaan berdasarkan data sebelumnya dari stasiun itu yang hampir selalu terburuk di antara lima stasiun ISPU DKI yang ada. Pada Sabtu sore sebelumnya, pukul 15 WIB, misalnya, angka indeksnya mencapai 141 atau tergolong Tidak Sehat.
Pada waktu yang sama stasiun di Bundaran HI dan Kelapa Gading menunjuk angka indeks 107.
Pilihan Editor: Polda Metro Jaya Umumkan Dimulainya Penyidikan terhadap Dugaan Pemerasan Menteri Pertanian Syahril Yasin Limpo oleh Ketua KPK