Bahkan dia juga pernah beberapa kali ditelepon oleh orang yang mengaku sebagai pihak keamanan. Namun dia mengatakan tidak ada satu ancaman pun yang membuatnya gentar. Dia beranggapan jika banyak yang mengancam berarti dirinya ada di jalur yang benar.
"Kalau ancaman sudah hampir setahun sejak awal jadi ketua BEM tapi menjelang aksi putusan MK makin banyak," katanya.
Menurut Melki, upaya intimidasi ini tak hanya dialaminya, melainkan juga rekan-rekan sesama BEM, hingga gerakan mahasiswa maupun gerakan rakyat yang lain.
"Ada hal yang salah dari konsepsi demokrasi sampai semua orang yang kritis menyampaikan pendapat diintimidasi dan direpresi segininya," ujarnya.
Ketua BEM UI itu mengimbau rekan-rekannya yang kritis melawan untuk lebih berhati-hati. "Jaga diri masing-masing karena kekuasaan makin mengkhawatirkan."
Untuk menggelar acara Kultum Kebangsaan, Melki juga beberapa kali diminta untuk mengalihkan konsepnya menjadi online. "Apa bisa dialihkan ke ruangan aja untuk enggak terbuka pada publik, beberapa kali di minta seperti itu."
Hingga hari ini pun, Melki mendapatkan laporan dari rekan-rekannya yang mendapatkan perlakuan intimidasi seperti dirinya. Bentuk intimdasi itu bervariasi, misalnya ada yang diikuti hingga ke kamar kosan, diikuti hingga ke kampus, atau setiap hari ditelpon oleh aparat keamanan dimintai keterangan hari ini rapat apa, hari ini konsolidasi apa, gerakannya apa.
"Bisa kamu redam atau kalo ga bisa kamu redam kamu mau saya tangkap. Itu beberapa kali dan tidak hanya gerakan mahasiswa tapi gerakan buruh juga seperti itu," ucap Ketua BEM UI sejak Januari 2023 tersebut.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Rocky Gerung hingga Haris Azhar Hadiri Kultum Kebangsaan BEM UI Bahas Dinasti Politik