TEMPO.CO, Jakarta - Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya menembak mati satu dari lima tersangka begal. Korban pembegalan ini adalah Satrio Mukhti, calon siswa bintara Polri.
"Dalam pengembangan tersebut pelaku melakukan perlawanan kepada polisi. Sehingga kami melakukan tindakan tegas, terukur," kata Kepala Subdit Jatanras Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Rovan Richard Mahenu, dalam keterangan tertulis, Jumat, 17 Mei 2024.
Sebelumnya polisi mengungkap pelaku pembegalan itu berjumlah lima orang. Mereka yang ditangkap adalah PN, AY, MS, C dan W. Menurut Rovan, polisi menembakkan timah panas kepada tiga pelaku utama, yaitu PN, AY dan MS. Alasannya PN melakukan perlawanan. Sementara AY dan MS mencoba kabur.
"Jadi kami jelaskan inisial yang ditembak mati adalah pelaku utama atas nama PN. Pelaku utama ada tiga, yang dua atas nama AY dan MS, ditembak di kaki," ujar dia. Sebelumnya, Rovan mengatakan dari empat pelaku, semuanya berasal dari Pandeglang, Banten.
Satrio dibegal di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Satrio sempat berduel melawan pelaku bersenjata golok. Jari kelingking Satrio nyaris putus akibat aksi sadis para pembegal. Satrio masih tetap bisa melanjutkan niatnya menjadi calon siswa bintara Polri.
Kepala Kepolisian RI atau Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan berupa beasiswa kepada Satrio. Dia direkrut melalui jalur rekrutmen proaktif Polri. Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami Satrio.
Kapolri, kata dia, bangga lantaran Satrio memiliki keberanian melawan komplotan begal dan tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen. "Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan beasiswa kepada adik kita, Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri,” ucap Dedi, Jumat, 17 Mei 2024.
Pilihan Editor: Periksa Sandra Dewi, Kejagung Ungkap Jet Pribadi Harvey Moeis Terindikasi Hasil Korupsi Timah