TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan jalur sepeda baru akan tetap dibangun secara bertahap. Dia berujar, pembangunan 500 kilometer jalur sepeda berlaku hingga 2026.
“Tidak semuanya langsung tahun ini 500 kilometer, kan sampai dengan tahun 2026,” kata dia saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 9 November 2023.
Syafrin merespons keputusan komunitas pesepeda Bike to Work (B2W) yang mencabut status Jakarta sebagai Kota Ramah Sepeda kategori Kota Metropolitan dengan positif. Pencabutan itu karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI saat ini dinilai tidak konsisten mempertahankan status sebagai Kota Ramah Sepeda.
Sebab, alokasi anggaran pembangunan jalur sepeda dicoret. Pembatas jalur berupa stick cone juga diganti menjadi mata kucing dengan alasan keselamatan pengendara serta pesepeda. Ini terjadi di masa pemerintahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Menurut Syafrin, B2W Indonesia memberikan status Kota Ramah Sepeda untuk Jakarta pada 2021 lantaran, waktu itu, Pemprov DKI di bawah kepemimpinan eks Gubernur Anies Baswedan tengah berusaha memenuhi target pembangunan jalur sepeda.
Karena itulah, terlihat jelas adanya penambahan rute baru di sejumlah titik Ibu Kota. “Begitu targetnya selesai yang dilakukan oleh Jakarta, bukan berarti terus-terusan ditambah kemudian tanpa perencanaan yang jelas,” ujarnya.
Syafrin memastikan pembangunan 500 kilometer jalur sepeda di Jakarta berlaku hingga 2026 dan telah disusun tahapan untuk mencapai target. Untuk saat ini, lanjut dia, belum ada rencana penambahan rute baru.
Dia menuturkan, pihaknya kini fokus mempertahankan jalur sepeda eksisting agar tetap dalam kondisi baik dan memenuhi aspek keamanan, keselamatan, serta kenyamanan.
“Kami terus melakukan pengawasan, monitoring secara mobile, dan juga pemeliharaan. Jadi begitu ada stick cone yang rusak itu kami angkat dan diganti dengan paku markah,” kata Kepala Dishub DKI itu.
Pilihan Editor: Sunyi Senyap di Pasar Glodok , Pedagang Acong: Kami mati aja udah