TEMPO.CO, Jakarta - Eks tokoh-tokoh di balik Aksi Bela Islam 2 Desember 2016 atau 212 kembali menggelar reuni 212 tahun ini.
Ketua Steering Commitee Munajat Kubro 212, Muhammad bin Husein Al Atas, mengatakan para peserta Pemilu 2024 tidak diundang dan tidak akan diberi panggung untuk bicara.
"Panitia akan jamin bahwa capres-cawapres atau tokoh politik manapun kami tak kan beri bicara di panggung Munajat Kubro 212," kata Muhammad saat konferensi pers di Masjid Al Ittihaad Jakarta Selatan, Rabu, 29 November 2023.
Alasannya adalah agar acara bertajuk ‘Munajat Kubro Untuk Keselamatan NKRI dan Kemenangan Palestina' ini tidak terbawa arus politik. Namun, pihak panitia tidak melarang kehadiran para Capres 2024 di tengah massa meski tidak akan diberi panggung.
Acara Reuni 212 tahun 2023 akan digelar di Monumen Nasional (Monas) mulai pukul 03.00 hingga 09.00 pada Sabtu, 2 Desember.
Panitia melarang peserta membawa atribut politik, khususnya soal Pemilu 2024. "Sehingga ini jadi jawaban kepada siapapun yang khawatir panggung ini jadi panggung politik," Muhammad bin Husein Al Atas.
Meski begitu, panitia mengundang beberapa tokoh nasional seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Kemudian pejabat daerah yang diundang khususnya Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto.
Muhammad menuturkan sejumlah tokoh organisasi massa atau ormas Islam turut diundang. Muhammad Rizieq Shihab sebagai tokoh Front Persaudaraan Islam juga diundang, meski kabarnya sedang merawat istrinya yang sakit.
"Bahwa IBHRS (Imam Besar Habib Rizieq Shihab) selama dua pekan ini selalu setia dampingi istri beliau yang dalam keadaan tak sehat," ujar menantu Rizieq tersebut.
Sebagaimana diketahui, Reuni 212 pada 2022 lalu Rizieq Shihab hadir. Status hukumnya masih bebas bersyarat setelah terjerat kasus pelanggaran kekarantinaan Covid-19.
Aksi Bela Islam 212 atau Aksi 212 pada 2016 lalu merupakan unjuk rasa besar umat Islam yang berlangsung di Monas, Jakarta Pusat, untuk mendesak Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ditangkap atas dugaan penistaan agama.
Kegiatan ini dinilai sarat muatan politik karena Ahok saat itu sedang mencalonkan diri di Pilgub DKI Jakarta. Ahok pun kalah oleh pasangan Anies-Baswedan-Sandiaga Uno yang memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh di balik Aksi 212 seperti Rizieq Shihab.
Pilihan Editor: Top 3 Metro: Pencuri Kambing yang Sisakan Jeroan Tertangkap di Depok, 17.877 Siswa Dicoret dari Daftar KJP Plus