TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur Jakarta, kini salah satu capres untuk pemilu tahun ini, Anies Baswedan, tanggapi soal ganti nama Kampung Susun Bayam (KSB) menjadi Hunian Pekerja Pendukung Operasional Jakarta International Stadium (JIS). Perubahan nama disampaikan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) di tengah konfliknya dengan warga eks Kampung Bayam.
Seperti diketahui, kelompok warga itu telah menghuni paksa sejumlah unit yang ada di Kampung Susun Bayam setelah negosiasi harga sewa dengan Jakpro buntu. Mereka mengklaim haknya menurut janji yang pernah diterima dari Gubernur Anies.
Apa yang mereka lakukan telah mendapat pembelaan dari Anies yang telah sebelumnya mengkritik Pemerintahan DKI Jakarta sekarang ini tega tak mengizinkan kelmpok warga itu masuk. Hari ini Anies mengulanginya kembali saat ditanya tentang HPPO JIS.
"Jangan kita berlaku tidak adil," kata Anies saat ditemui usai acara Desak Anies di Hallf Patiunus, Jakarta Selatan, Kamis 18 Januari 2024.
Anies mengatakan bahwa peresmian KSB oleh dirinya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta merupakan komitmen Pemprov DKI untuk memberikan hunian bagi warga eks Kampung Bayam. Oleh karena itu, jelas Anies, Pemprov DKI yang sekarang mesti konsisten menjaga komitmen agar warga mendapatkan rasa aman.
"Mereka sudah disiapkan Kampung Susun Bayam untuk berkegiatan pertanian," tutur Anies. Dia menambahkan, "Ada lahan pertanian yang di bawah, ada lahan pertanian yang di atas. Itu semua supaya mereka tetap bisa berprofesi sebagai petani kota."
Menurut dia, komitmen mempertahankan Kampung Susun Bayam diperlukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Selain juga warga eks Kampung Bayam dinilainya lebih membutuhkan tempat tinggal dibandingkan pekerja pendukung operasional JIS.
"Kalau untuk fasilitas untuk pekerja (JIS) dengan mudah bisa dibangun di tempat lain," katanya.
Oleh sebab itu, Anies menyatakan, tak boleh ada yang mengganggu warga eks Kampung Bayam tinggal di Kampung Susun Bayam. Dia mendorong Pemprov DKI memerhatikan hak hidup kelompok warga itu.
"Mereka memang orang kecil, lemah, namun, justru karena itu harus kita lindungi," ucapnya.
Pilihan Editor: DPRD DKI Akan Panggil Direksi Transjakarta Karena Menilai Pergantian Nama Halte Tak Pakai Sosialisasi