TEMPO.CO, Depok - Polres Metro Depok menyelidiki kasus penemuan mayat seorang pria yang tewas membusuk dengan posisi telungkup di atas kloset dengan kepala tertutup bantal di kos-kosan Jalan Pinang 2 RT. 02/03 Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Kamis siang.
Penjaga kos-kosan, Surya Darma (43) mengungkapkan tetangga kamar korban yang pertama kali mencium bau busuk pada Kamis pagi, sekitar pukul 06.00 WIB. Surya sempat mengecek sebentar di luar kamar tetapi tidak menemukan apa-apa.
"Kemudian saya antar anak sekolah, terus balik lagi, karena mencurigakan saya lapor RT dan keamanan," kata Surya, Kamis siang, 2 Mei 2024.
Setelah RT dan petugas keamanan datang, pintu kos korban didobrak. Mereka mendapati korban sudah tewas dengan kondisi membusuk di kamar mandi.
"Namanya Yulizir Baharoeddin usianya 51 tahun, dia tinggal sendiri di kos," ujarnya.
Surya tidak tahu sudah berapa hari korban tidak keluar kosannya. Namun lima hari lalu ia melihat ada pesanan makanan online yang ditaruh di pagar. "Setelah itu tidak lihat sih, jarang kelihatan juga, soalnya pada kerja semua," ujarnya.
Dia mengaku belum masuk ke tempat kejadian perkara (TKP) sehingga tidak tahu kondisi di dalam kos, maupun apa ada obat-obatan di kamar korban. "Belum, saya harus lapor dulu dong. Saya ga cek semua, saya enggak mau sentuh itu semua," katanya.
Menurut Surya, hanya tiga kamar di tempat kos tersebut yang terisi. Korban tinggal seorang diri dan belum genap sebulan di sana.
"Korban baru, belum sebulan. Ini kan kamar masing-masing, yang terisi tiga kamar," ucap Surya.
Sementara itu, Humas Polres Metro Depok Inspektur Polisi Satu Made Budi mengatakan anggotanya sudah mengecek TKP setelah mendapat laporan dari Bhabinkamtibkas dan ketua lingkungan setempat.
"Korban inisialnya YB, usia 50 tahun, alamatnya di Jalan Bungur, RT. 10/06 Keluraham Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur," kata Made.
Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan
