Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pulang Sekolah Tak Lagi ke Kampung Susun Bayam, Anak-anak Trauma Kala Dihalangi Satpam

image-gnews
Ekspresi warga usai adanya pengusiran secara paksa di Rusun Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 21 Mei 2024. Direktur Eksekutif Indonesia Resilience Hari Akbar mengatakan bahwa pagi tadi telah terjadi pengusiran secara paksa bahkan menggunakan kekerasan fisik oleh Satpol PP dan Pemerintah Provinsi DKI. Warga Kampung Bayam pun bernegoisasi dengan pihak PT Jakpro, hingga pihak Kepolisian. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ekspresi warga usai adanya pengusiran secara paksa di Rusun Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 21 Mei 2024. Direktur Eksekutif Indonesia Resilience Hari Akbar mengatakan bahwa pagi tadi telah terjadi pengusiran secara paksa bahkan menggunakan kekerasan fisik oleh Satpol PP dan Pemerintah Provinsi DKI. Warga Kampung Bayam pun bernegoisasi dengan pihak PT Jakpro, hingga pihak Kepolisian. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Insiden pengusiran warga dari Kampung Susun Bayam di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, menimbulkan trauma kepada anak-anak. Warga didesak meninggalkan rumah susun tiga lantai itu oleh PT Jakarta Propertindo, pada Selasa, 21 Mei 2024.

"Ibu, ini anak bukan sakit karena penyakit. Tapi dia kayak trauma," kata Santi Kebo, 32 tahun, menirukan seorang perawat di Rumah Sakit Pademangan, Jakarta Utara, saat dia memeriksa kesehatan putrinya, Pitia Badni. Dia memeriksa kesehatan anaknya pada Kamis, 23 Mei 2024.

Santi bercerita, trauma anaknya bermula saat Pitia kembali dari sekolah. Dia adalah siswa kelas satu di SD 09 Sunter Agung yang berada tak jauh dari depan Jakarta International Stadium. Saat di perjalanan Pitia dihadang anggota satuan pengamanan. Satpam melarang Pitia masuk ke tempat tinggal di Kampung Susun Bayam. "Dia pulang sekolah dihalangi di depan sama satpam di JIS," tutur Santi.

Karena takut bocah delapan tahun yang masih mengenakan seragam merah-putih itu berjalan balik ke sekolah. "Dia minta satpam sekolah telepon saya untuk jemput," tutur Santi. Sebelumnya Santi sudah menelepon supaya sekolah menahan anaknya supaya tidak pulang karena situasi di Kampung Susun Bayam.

Namun telepon Santi itu terlambat. Saat menelepon ke sekolah putrinya sudah lebih dulu pulang. Hingga akhirnya di halang di anggota satpam. Menurut Santi, saat itu satpam berjaga sembari memasang garis polisi—tanda larangan masuk. Pita kuning itu dipasang diujung jalan—sekitar 300 meter--dari rumah susun.

Saat tahu anaknya dicegat, Lexy Nikanorbani, 35 tahun—ayah Pitia—langsung bergegas meluncur ke depan jalan. Di sana ada satpam berjaga. Menurut Santi, karena marah Lexy langsung menabrak pita kuning itu. Lalu menjemput Pitia. Sempat terjadi adu mulut. Tapi Pitia dan ayahnya bisa kembali masuk rumah susun.

"Di sana anak-anak itu tambah takut karena mereka mengintip ada keributan di luar itu," ujar dia. Keesokan harinya, tekanan mental itu benar-benar dirasakan Pitia. Saat bangun tidur, dia tiba-tiba roboh. Saat itu wajah dan bawaan Pitia berubah. Dia mulai banyak diam.

Pada Rabu, 22 Mei lalu, gairah Pitia tambah berubah. Dia lebih banyak diam di rumah. "Biasanya kalau di sini dia bebas bermain. Tapi saya lihat dia hanya tidur," kata dia. Keesokan harinya lagi, Kamis, 23 Mei lalu, Pitia hanya mengurung diri di bilik berdinding tripleks itu saat anggota polisi berkunjung di kawasan hunian sementara.

Santi menjelaskan, saat dibawa di Rumah Sakit Pademangan kondisi mental Pitia tak bisa ditangani. Dia hanya diperiksa dan Santi hanya mendapatkan penjelasan bahwa anaknya tidak terkena serangan penyakit apa pun. Kecuali rasa takut. Perawat menyarankan Santi mengobati Pitia di rumah sakit lain. Sebab BPJS Santi terdaftar Sunter.

Menurut perempuan beranak lima itu, bukan sekali Pitia digertak. Anak keduanya itu beberapa kali mendapatkan tekanan yang sama dilarang masuk ke Kampung Susun Bayam. "Sebelum kejadian kemarin, dia memang sering dihadang sama polisi, Satpam," ucap dia.

Bocah delapan tahun itu bercerita kepada Tempo, saat pulang sekolah itu dia bertemu satpam di ujung jalan masuk Kampung Susun Bayam. Saat itu satpam menakutinya dengan melarangnya masuk. Alasannya ada banyak polisi di dalam. "Enggak boleh masuk karena ada polisi di dalam. Bapak datang baru bawa masuk," tutur Pitia, pelan.

Berita itu Sinta dan Alex terima dari Pitia. Saat itu satpam melarang dia masuk karena ada pembangunan proyek di JIS. Kejadian itu terjadi beberapa kali sebelum insiden 21 Mei lalu. "Padahal masih pakai seragam sekolah," ujarnya. Senin lusa, Santi mengatakan akan membawa Pitia untuk mengobati trauma yang diderita putrinya itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlakuan yang sama dialami oleh Anggi. Laki-laki yang duduk di kelas enam sekolah dasar. Dia dihalang oleh satpam saat pulang sekolah. Anggi berhenti lama di depan pita kuning yang dipasang anggota satpam itu. Bocah itu baru bisa masuk ke dalam Kampung Susun Bayam setelah kakeknya datang menjemputnya.

"Anaknya disuruh jalan sendiri. Kakeknya malah ditahan, tidak boleh masuk," tutur Khaeria, nenek Anggi, kepada Tempo di bilik hunian sementara, Jumat, 24 Mei 2024.

Anggi membenarkan cerita itu. Dia mengakui dihalangi di depan jalan yang berdampingan dengan rel kereta listrik itu. Hingga akhirnya dia berjalan sendiri menuju rumah susun tiga lantai itu. "Saya disuruh jalan," kata Anggi. Dia baru tahu ada insiden setelah berada di sekolah.

Khaeria, 53 tahun, bercerita saat menyaksikan peristiwa pengusiran itu, malamnya Anggi langsung sakit. Badannya panas. "Tega ya, polisi sama Satpol PP (Satuan Polisi PamongPraja). Anak kecil saja (dihalangi). Kakeknya disandra, anaknya disuruh jalan sendiri," tutur Khaeria.

Tekanan mental dari petugas satpam juga menyasar Putri, 18 tahun. Saat itu sudah ada kesepakatan warga dipindahkan ke hunian sementara. Maka, barang-barang di bilik rumah susun harus dikeluarkan. Isi bilik itu harus dikosongkan. Putri baru kembali dari tempat kerja. Dia tak tahu apa yang terjadi di Kampung Bayam.

"Dia dibentak, disuruh beresin barang-barang di dalam rumah sendiri sama satpam. Sampai nangis-nangis," kata Tarjo, 43 tahun, ayah Putri. Saat itu tak ada orang di bilik di lantai dua itu. Tarjo saat itu masih berada di tempat kerja.

Sementara istrinya baru dibawa di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dia dilarikan di rumah sakit saat banyak petugas mendatangi rumah susun dan mendesak warga pindah dalam waktu 30 menit. "Istri saya sok karena ada keributan itu. Dia langsung dibawa dengan ambulans," kata Tarjo, yang saat itu berada di tempat kerja.

Sehingga pada saat Putri kembali dari tempat kerja, kata Tarjo, tak ada satu orang pun di dalam rumah. Di situ, perempuan lulusan sekolah menengah atas itu dipaksa mengeluarkan barang sendiri. "Saya itu nangis, lihat anak saya nangis saat video call sambil beresin barang sendiri," tutur Tarjo, dengan nada berang.

Menurut Tarjo, padahal petugas keamanan itu bisa memberi waktu barang-barang itu diangkut keesokan harinya. Tidak perlu memaksa anak-anak untuk memindahkan barang-barang itu sendiri dalam kondisi gelap di rusun. "Kurang ajarnya aparat itu di situ," ucap Tarjo dengan nada berang.

Pilihan Editor: Warga Kampung Bayam, dari Kampung Susun Bayam kini Tinggal di Hunian Sementara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pramono Anung Janji Selesaikan Konflik Kampung Bayam dalam Satu Bulan jika Terpilih sebagai Gubernur Jakarta

9 jam lalu

Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung saat mendatangi Hunian Sementara warga Kampung Bayam di kawasan Jakarta Utara, Kamis, 26 September 2024. Pramono mengaku sudah teken surat kesepakatan atau pakta integritas dengan warga Kampung Susun Bayam (KSB) agar bisa kembali memiliki hunian layak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono Anung Janji Selesaikan Konflik Kampung Bayam dalam Satu Bulan jika Terpilih sebagai Gubernur Jakarta

Pramono Anung tandatangani pakta integritas untuk menyelesaikan konflik Kampung Bayam.


Kelompok Tani Kampung Bayam Dukung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung saat mendatangi Hunian Sementara warga Kampung Bayam di kawasan Jakarta Utara, Kamis, 26 September 2024. Pramono mengaku sudah teken surat kesepakatan atau pakta integritas dengan warga Kampung Susun Bayam (KSB) agar bisa kembali memiliki hunian layak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kelompok Tani Kampung Bayam Dukung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta

Kelompok Tani Madani Kampung Bayam (KTMKB) menyatakan dukungan untuk Pramono-Rano di Pilkada Jakarta.


Pramono Anung Temui Warga Kampung Bayam, Mau Gaet Pendukung Anies?

2 hari lalu

Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung saat mendatangi Hunian Sementara warga Kampung Bayam di kawasan Jakarta Utara, Kamis, 26 September 2024. Pramono mengaku sudah teken surat kesepakatan atau pakta integritas dengan warga Kampung Susun Bayam (KSB) agar bisa kembali memiliki hunian layak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono Anung Temui Warga Kampung Bayam, Mau Gaet Pendukung Anies?

Pramono Anung menyebut pertemuannya dengan warga Kampung Bayam tidak ditujukan untuk memperoleh simpati pendukung Anies Baswedan.


Pramono Anung-Rano Karno Teken Pakta Integritas untuk Selesaikan Konflik Kampung Bayam

2 hari lalu

Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung saat mendatangi Hunian Sementara warga Kampung Bayam di kawasan Jakarta Utara, Kamis, 26 September 2024. Pramono mengaku sudah teken surat kesepakatan atau pakta integritas dengan warga Kampung Susun Bayam (KSB) agar bisa kembali memiliki hunian layak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono Anung-Rano Karno Teken Pakta Integritas untuk Selesaikan Konflik Kampung Bayam

Pramono Anung-Rano Karno menandatangani pakta integritas yang mendukung penyelesaian konflik Kampung Bayam.


Pramono Anung Akan Temui Warga Kampung Bayam Siang ini

2 hari lalu

Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung bertemu dengan pendukung setelah menandatangani Deklarasi Damai di Kota Tua pada Selasa, 24 September 2024.  TEMPO/Alfitria Nefi Pratiwi
Pramono Anung Akan Temui Warga Kampung Bayam Siang ini

Pramono Anung akan menemui warga Kampung Bayam siang ini.


Pramono Anung Janjikan Penyelesaian Konflik Kampung Bayam Jika Terpilih Jadi Gubernur Jakarta

2 hari lalu

Warga Kampung Bayam berkumpul untuk evaluasi hasil mediasi dari komnas HAM di Hunian Sementara (Huntara) Kampung Bayam, Jakarta Utara, Senin, 3 Juni 2024. Masyarakat mengapresiasi kepada Komnas HAM yang telah memfasilitasi mediasi ini sehingga membuahkan hasil dari ketiga belah pihak (Pemprov DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo, dan Warga Kampung Bayam). TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono Anung Janjikan Penyelesaian Konflik Kampung Bayam Jika Terpilih Jadi Gubernur Jakarta

Pramono Anung menjanjikan penyelesaian polemik Kampung Bayam.


Sederet Janji Pramono Anung-Rano Karno Jika Menangi Pilgub Jakarta 2024

3 hari lalu

Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno memberikan pidato saat deklarasi Kampanye Damai Pilkada di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa, 24 September 2024. Deklarasi tersebut sebagai bentuk kesepakatan dan komitmen bersama untuk mewujudkan kampanye damai tanpa konflik pada Pilkada serentak 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Sederet Janji Pramono Anung-Rano Karno Jika Menangi Pilgub Jakarta 2024

Pramono Anung-Rano Karno memberikan janji-janji kepada masyarakat dalam Pilgub Jakarta 2024.


Makan Bergizi Gratis Jakpro-Pemprov DKI Jakarta Gunakan Alat Makan Reusable

4 hari lalu

Direktur Utama Jakpro Iwan Takwin turut membagikan makanan kepada siswa SDN Rorotan 03 dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) Pemprov DKI Jakarta, pada Senin, 23 September 2024. Dok. Jakpro
Makan Bergizi Gratis Jakpro-Pemprov DKI Jakarta Gunakan Alat Makan Reusable

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, berketahanan fisik, serta konsumsi yang aman dan bergizi sebagai aset bangsa menuju Indonesia Emas 2045.


Pramono Anung Bakal Perpanjang Jalur MRT Menuju JIS jika Menang Pilgub Jakarta

4 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Pramono Anung Bakal Perpanjang Jalur MRT Menuju JIS jika Menang Pilgub Jakarta

Selain menginginkan MRT sampai ke JIS, Pramono Anung turut menyinggung soal proyek pembangunan MRT menuju Ancol.


Lantang Suarakan Golput Pilkada, Ini Alasan Jaringan Rakyat Miskin Kota Jakarta

5 hari lalu

Puluhan massa yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) melakukan aksi demo di  kantor KPU Provinsi DKI Jakarta, Senin 23 September 2024. Menyadari bahwa Pilkada Jakarta 2024 telah mencederai prinsip demokrasi dan mengabaikan aspirasi rakyat kecil JRMK Jakarta  menyatakan golput sebagai sikap politik. TEMPO/Subekti.
Lantang Suarakan Golput Pilkada, Ini Alasan Jaringan Rakyat Miskin Kota Jakarta

Jaringan Rakyat Miskin Kota bersikap golput di pilgub Jakarta 2024.