TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan bahwa kondisi radar bandara udara lebih banyak dipengaruhi oleh perawatan dibanding dengan usia radar tersebut.
"Radar adalah alat elektronik jika perawatan baik dan sparepartnya masih ada di pasaran sehingga bisa diganti dengan rutin maka alat itu masih akan bisa berfungsi dengan baik," katanya saat dihubungi Tempo mengenai adanya keluhan gangguan pada radar di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (26/7).
Meskipun begitu Tatang mengakui bahwa radar tetap memiliki batas usia ideal pemakaian. "Tapi harga radar mahal, sehingga selama masih bisa dirawat dengan baik, kerja dan outputnya masih sesuai, masih bisa dipakai, tapi kalau diganti yang baru tentu lebih baik dan yang pasti akan lebih canggih," imbuhnya.
Menurut Tatang, radar bandara memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan lalu-lintas udara. Namun harganya cukup mahal. Selain itu kondisi radar juga dipengaruhi oleh pemakaiannya, "Radar memiliki jam kerja, tidak bisa dipakai 24 jam terus-menerus bisa rusak, harus digunakan dengan bergiliran," katanya.
Tatang mengakui belum mengetahui dengan pasti usia radar di masing-masing bandara udara maupun lapangan penerbangan di Indonesia, namun sejauh ini belum pernah ada kecelakaan lalu lintas yang dipicu oleh kerusakan pada radar bandara. "Sejauh ini belum ada," katanya.
Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa radar di tower Bandara Internasional Soekarno – Hatta sering mengalami gangguan. Selain itu usia radar sudah mencapai 15 tahun sehingga kinerjanya juga lambat.
AGUNG SEDAYU/AYU CIPTA