TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia menduga putusnya kabel listrik aliran atas di stasiun Tanjung Barat Selasa, 6 Desember 2011, akibat keisengan penumpang mengoprek saklar atau panel pantograf di kabin tengah rangkaian kereta.
"Karena diotak-atik akhirnya ada lompatan listrik, sehingga terjadi arus pendek," ujar Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta Mateta Rizalulhaq, Rabu, 7 Desember 2011.
Mateta menjelaskan aliran listrik untuk menggerakkan kereta terhubung dari saklar pantograf itu dengan kabel yang ada di atas kereta. Sebenarnya kabin tengah tempat saklar berada adalah tempat kru kereta. Namun penumpang ekonomi Jakarta-Bogor biasanya memaksa masuk ke kabin tengah itu. "Biasanya ada sekitar belasan penumpang yang naik di kabin," tuturnya.
Menurutnya, dengan kekuatan ribuan volt kabel meletup kencang dan mengeluarkan percikan api. Sebagian penumpang akhirnya nekat loncat dari atap serta berdesakan keluar melalui pintu kereta. "Akibatnya enam orang mengalami patah tulang lengan."
Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono mengatakan sejak sistem kereta lingkar (loopline) diberlakukan, Kamis pekan lalu, sudah lima kali kereta mengalami gangguan sama. Pada Jumat, 2 Desember 2011, di rangkaian KA 868 tujuan Jakarta-Bogor di Pasar Minggu, berlanjut pada Minggu, 4 Desember 2011, rangkaian KA 901 tujuan Jakarta Bogor-Jakarta di Sawah Besar.
"Untungnya yang di Sawah besar ini tidak sampai memutuskan tegangan, hanya membuat jaring-jaring pantograf rusak," kata Sugeng, saat ditemui wartawan di Stasiun Gambir, Rabu, 7 Desember 2011.
Kerusakan saklar pantograf rangkaian KA 872 kembali terjadi di Pasar Minggu pada Senin, 5 Desember 2011. Yang terakhir, pada Selasa, 6 Desember 2011, perusakan saklar pantograf terjadi 2 kali. Satu menimpa KA 864 di Tanjung Barat. Sedangkan kejadian kedua menimpa KA 868 di Manggarai sekitar pukul 20.15 WIB.
"Yang di Tanjung Barat ini berdampak luas karena rel yang ada hanya 2 lajur. Kalau di Pasar Minggu kami masih bisa alihkan karena ada 4 lajur rel," ujarnya.
Mateta mengatakan tidak ada pembatalan jadwal akibat peristiwa itu. Meski mengalami keterlambatan hingga tiga jam, pihaknya berusaha mengalihkan jadwal kereta yang ke Bogor melewati jalur keberangkatan. "Kejadian pukul 17.58 WIB, kereta api baru bisa bergerak pukul 19.10 WIB. Sementara evakuasi selesai pukul 20.00 WIB," ucap Mateta.
Ia mengakui tak banyak yang bisa dilakukan PT Kereta untuk menghindari kejadian serupa. Pasalnya, pada jam sibuk jumlah penumpang meningkat. Sterilisasi kabin tengah dan persambungan sulit dilakukan. "Kami akan mencoba sterilisasi di daerah persambungan dengan menempatkan 4 penjaga di atas kereta untuk mengawasi."
Ia mengimbau penumpang tidak iseng mengoprek saklar pantograf ini. "Meski sudah digembok beberapa kali, kabin tengah kerap dibobol penumpang," ujar Mateta, yang mengaku sudah mengadukan kejadian ini ke pihak berwajib.
Mateta mengatakan 5 dari 6 korban luka yang sempat dirawat di Rumah Sakit Pasar rebo, Jakarta Timur, telah dipulangkan. Mereka adalah Amir Ruat Santo, Nina Wulan Sari, Nurrohim, Mastur serta seorang anak berusia 10 tahun bernama Hendrik Januar. Sedangkan satu orang bernama Sumiati masih dirawat di Rumah Sakit Zahira, Jakarta Timur. "Perawatan ditanggung PT KAI melalui jaminan Jasaraharja dan Jasindo," katanya.
HERU TRIYONO