Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pecandu Narkoba di Kampung Bali

image-gnews
TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Odenk, 36 tahun, ingat betul ketika kakak iparnya meninggal akibat narkoba tahun 2000. "Waktu itu dia ada di pangkuan saya," cerita mantan pecandu narkoba ini kepada Tempo, Kamis 11 April 2013. Peristiwa itulah yang kemudian jadi motivasinya untuk berhenti memadat.

Pria yang menolak menyebut nama asli tersebut kini menjadi konselor bagi pecandu narkoba yang ingin sembuh. Sehari-hari dia bisa ditemui di Kambal Care, klinik di Kampung Bali 28 nomor 5, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pada Senin dan Kamis, dia biasanya sibuk di Puskesmas Kampung Bali untuk kegiatan yang sama.

Melihatnya kondisinya sekarang, orang tak akan menduga Odenk dulu pecandu narkoba. Badannya sudah gemuk lagi. Dia mengaku kenal barang haram sejak berusia 17 tahun. Odenk kecanduan cukup lama, sejak 1995 hingga 2002. Butuh dua kali masuk-keluar penjara dan sekali tinggal di tempat rehab, untuk menghentikan kecanduannya.

Kecanduan Odenk dimulai dari ganja. "Terus naik ke putauw," ujar anak kedua dari empat bersaudara ini. Dalam sehari, dia menghabiskan tiga paket putauw seharga total Rp 225 ribu. Kecanduannya kian parah karena pada 1997, narkoba sedang booming di Kampung Bali. Dia sendiri akhirnya menjadi kurir alias pengedar. "Waktu itu (peredaran) masih ramai kayak pasar." Per hari, Odenk dibayar Rp 500 ribu.

Dia menyebut, pengedar narkoba dulu ada di setiap RT di Kampung Bali. Bahkan ibu-ibu rumah tangga ikut jadi pemasok narkoba. Sehari mereka bisa mendapat fulus tambahan sampai Rp 3 juta. Odenk tahu persis kapan barang datang dan di mana mendapatnya. "BD (bandar) butuh kami karena kami tahu mana PS (pasien) beneran."

Sepandai-pandainya beroperasi, Odenk tertangkap juga pada 1999. Dia bebas setelah membayar jaminan. "Dikasih duit sama BD. Mereka takut saya nyanyi." Setahun kemudian ada penggerebekan intensif di Kampung Bali. Akhirnya, pada 2001, dia tertangkap lagi. Kali ini, Odenk tak punya penjamin. Dia harus menjalani masa tahanan 1,2 tahun di LP Salemba dan Tangerang.

Di dalam penjara, Odenk tak kapok. "Salemba itu surganya narkotik," kata dia. Dia bercerita bagaimana para tahanan bebas memakai telepon genggam. "Jadi mereka bisa mengendalikan barang di luar." Para tahanan pun bisa tetap madat di dalam sel masing-masing. Dalam situasi ekstrem macam itu, Odenk malah gamang. "Saya ngeri, satu jarum suntik dipakai 500 orang rame-rame," dia mengenang. Odenk pun mulai berusaha berhenti madat. Usahanya perlahan berhasil, apalagi setelah dia dipindahkan ke rutan di Serang, Banten.

Habis masa tahanan, Odenk berusaha menjauh dari tempat bergaulnya yang lama. "Teman nongkrong saya juga sudah meninggal satu-satu." Ia jadi nongkrong di bengkel karena hobi otomotif. Seorang kawan di bengkelnya menganjurkan Odenk untuk rehabilitasi di Pamardi Siwi, Cawang, Jakarta Timur.

Dia mau. Motivasi sembuh Odenk makin kuat setelah melihat kawan-kawannya yang bersih dari narkoba. "Saya iri sama teman-teman yang berkeluarga," ujar pria yang kini beranak satu itu. Setelah bersih, dia bergabung dengan Yayasan Pelita Ilmu yang kemudian menjadi Kembal Care.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, dia sudah piawai memberi perawatan bagi mantan pecandu yang terjangkit penyakit pascaberhenti madat, semacam Hepatitis dan HIV. Berat badannya yang dulu 40 kilogram, sekarang sudah 67 kilogram.

Bertahun-tahun berhadapan dengan pecandu, Odenk jadi piawai bertindak persuasif. "Pilihannya dua: elu ketangkep polisi atau masuk (TPU) Karet," begitu dia biasa membujuk pecandu berhenti menggunakan narkoba. Bersama 6 konselor lainnya, dalam sehari, dia menangani 6 sampai 10 orang pecandu. Peserta konseling pun diajak menyaksikan pemadat tewas. "Biar mereka mikir."

Di Kembal Care, per bulan Odenk dapat uang lelah Rp 500 ribu. Tak banyak. Dulu, uang sebesar itu diperolehnya setiap hari dengan jadi kurir narkoba. Tapi Odenk mengaku puas bisa berguna buat lingkungan tempatnya dilahirkan. "Rejeki kan darimana saja."

Dia mengakui, Kampung Bali sekarang belum sepenuhnya steril dari narkoba. "Masih ada 3 sampai 5 orang." Hanya saja, dia tahu betul siapa para pemakai itu. Odenk mengawasi  mereka dengan ketat, agar tidak ada orang lain yang terjerat.

Menurut Odenk, mereka perlu waktu untuk sadar. "Kalau mereka sudah di titik jenuh, mereka akan datang ke saya," katanya percaya diri. Simak dan waspada narkoba di sekitar kita.

ATMI PERTIWI

Topik Terhangat:

Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Baca juga:
Pejabat DKI Mundur, Meninggalkan Jokowi

Cara Pargono Memeras Asep Hendro

DPRD Jakarta Tuding Jokowi Sebabkan Pejabat Mundur

Pilihan 2014 Cuma Mega, Prabowo, dan Ical

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

16 jam lalu

Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) menunjukkan alat bukti narkoba berupa sabu, narkotika, dan jenis obatan-obatan terlarang di gedung Mabes Polri, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.


Polisi Ungkap Modus Penyamaran Narkotika: Dari Kue, Permen, hingga Liquid Vape

1 hari lalu

Pemeriksaan selebgram Chika Chandrika di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis, 21 April 2022. Chika diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan pengeroyokan oleh tersangka Putra Siregar dan Rico Valentino di sebuah kafe di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/ Faisal Ramadhan
Polisi Ungkap Modus Penyamaran Narkotika: Dari Kue, Permen, hingga Liquid Vape

Menyamarkan narkotika menjadi cairan liquid vape seperti yang dilakukan selebgram Chandrika Chika dan atlet eSports Aura Jeixy menambah daftar modus.


Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

1 hari lalu

Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

Cerita penangkapan lima anggota polisi pesta narkoba mulai terendus warga Kampung Palsigunung, Depok, Jawa Barat.


Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

1 hari lalu

Barang bukti berbagai jenis narkoba diperlihatkan saat rilis pengungkapan kasus narkotika di Mapolda Metro Jaya, Selasa, 12 Juli 2022. Selama tiga bulan kebelakang, Polda Metro Jaya menyita barang bukti berupa 86,27 kilogram sabu, 241 gram heroin, 135 butir eksrasi, empat kilogram ganja, dan 202 gram tembakau sintetis. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.


Deretan Kasus Polisi Pesta Narkoba, Terbaru di Depok

1 hari lalu

Ilustrasi tes narkoba. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Deretan Kasus Polisi Pesta Narkoba, Terbaru di Depok

Lima orang polisi pesta narkoba ditangkap di Kampung Palsigunung, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.


Pelaku Perampas HP Pelajar di Depok Diduga untuk Pesta Narkoba dan Bayar Kontrakan

1 hari lalu

Pelaku perampas HP pelajar di Depok, Nickola Ahmad (19 tahun) dan Wahyu Asbullah (tengah, 21 tahun) di Polres Metro Depok.
Pelaku Perampas HP Pelajar di Depok Diduga untuk Pesta Narkoba dan Bayar Kontrakan

Nickola Ahmad (19 tahun) dan Wahyu Asbullah (21 tahun) mengaku merampas HP pelajar di Depok diduga untuk pesta narkoba dan bayar kontrakan.


Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

1 hari lalu

Bintang Emon dan istrinya, Alca Octaviani. Foto: Instagram/@bintangemon
Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

Bagaimana mungkin konsumsi obat flu bisa berdampak pada positif narkoba seperti yang dialami istri komika Bintang Emon?


Polisi Pesta Narkoba di Depok, Polda Metro Jaya Minta Waktu Dalami Kasusnya

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Polda Metro Jaya Minta Waktu Dalami Kasusnya

Polda Metro Jaya menyatakan butuh waktu untuk memeriksa lima polisi yang ditangkap saat pesta narkoba di Depok 19 April kemarin


Polisi Pesta Narkoba di Depok, Polda Metro Jaya Janji Usut Tuntas

2 hari lalu

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya pada Selasa, 16 Januari 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Polda Metro Jaya Janji Usut Tuntas

Lima anggota polisi pesta narkoba di Depok saat ini menjalani pemeriksaan di Bidang Propam Polda Metro Jaya


Kasus Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba di Depok, Orang Tua Pernah Diingatkan Ditresnarkoba Godaannya Besar

2 hari lalu

Kondisi rumah polisi yang gelar pesta narkoba jenis sabu di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin, 22 April 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba di Depok, Orang Tua Pernah Diingatkan Ditresnarkoba Godaannya Besar

Empat polisi yang ditangkap disebut sebagai anggota Direktorat Reserse Narkoba (Diresnarkoba) Polda Metro Jaya.