TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata tidak hanya angkutan umum seperti mikrolet dan metromini saja yang sudah menaikkan tarif pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tukang ojek pun juga tak mau ketinggalan menaikkan tarif.
Puji, 38 tahun, tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Kota Tua dan Pademangan, mengaku telah menaikkan tarif ojeknya sejak hari pertama kenaikan BBM pada Sabtu lalu. "Biasanya dari Kota Tua sampai Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sekitar Rp 30 ribu. Tapi karena BBM naik, ya jadi Rp 35 ribu. Tergantung kondisi jalan juga," kata Puji kepada Tempo, Senin, 24 Juni 2013.
Puji mengatakan kenaikan tarif ini terpaksa dia lakukan karena mengikuti harga bensin yang naik tajam dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500. Jika ongkos ojeknya tak ikut dinaikkan, ia takut tak bisa membeli bensin. "Naiknya kan lumayan ,"ujarnya.
Tentu ada saja penumpang yang protes dan mengeluhkan kenaikan tarif ojek Puji. Namun, menurut dia sebagian penumpang bisa memaklumi. "Ngeluh ada, tapi bisa maklum dan akhirnya bayar juga."
Saat ini, kenaikan tarif sudah dilakukan sejumlah pengusaha angkutan umum secara sepihak. Padahal, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maupun Organda belum mengeluarkan keputusan resmi soal tarif baru di Jakarta pasca naiknya harga BBM.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta mengusulkan kenaikan 30 persen dari tarif yang berlaku saat ini. Sedangkan pemerintah hanya mengusulkan 15 persen.
ISTMAN MP
Baca juga:
Jokowi Setujui Tiang Monorel Dirias Bunga
Hashim Audit Taman Margasatwa Ragunan
Polisi Akui Sulit Mengejar Pelaku Pemerkosaan
Hashim Jamin Ragunan Tak Akan Diswastakan
Polisi Usut Perusakan Bus Persib