TEMPO.CO , Jakarta: PT Kereta Api Indonesia berencana merobohkan rumah sinyal kereta api yang terdapat di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat. Kepala Hubungan Masyarakat Daerah Operasional I Agus Komarudin mengatakan rumah sinyal tersebut dirobohkan lantaran adanya pelebaran peron stasiun.
"Masih menunggu izin dari Dinas Pariwisata karena rumah sinyal tersebut merupakan cagar budaya," kata Agus saat dihubungi, Selasa, 25 Maret 2014.
Agus menuturkan pelebaran tersebut bertujuan agar stasiun yang juga dikenal dengan nama Stasiun Beos itu dapat menampung 1,2 juta penumpang per harinya. Rumah sinyal yang dibangun sejak 1929 itu terkena pelebaran peron selebar 1,5 meter. Untuk itu, sebelum PT KAI menerima surat perizinan dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Agus berujar petugas stasiun akan mensterilkan semua bagian stasiun dari pedagang kaki lima.
Agus mengatakan rumah sinyal peninggalan Belanda itu sudah tidak digunakan lagi sejak 1990. Penyebabnya, sistem pengaturan sinyal kereta api telah beralih dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.
Ia menjelaskan, rumah sinyal adalah bangunan tempat seorang petugas mengatur papan atau lengan instruksi untuk memberi perintah kepada masinis kereta api. Sistem ini hanya tinggal digunakan pada lintasan yang berfrekuensi rendah di beberapa stasiun di Indonesia .
Agus juga telah menyiapkan opsi lain apabila Dinas Pariwisata tak mengizinkan pembongkaran rumah sinyal tersebut. Perusahaan akan mendesain ulang pembangunan peron selebar tiga meter dan menambah dua lagi dari delapan gerbong yang beroperasi pada jurusan Bogor-Kota. "Kalau tak bisa dibongkar berarti jumlah gerbongnya ditambah," kata Agus.
LINDA HAIRANI
Berita Lainnya:
Dikeroyok Tiga Perampok, Dukun ini Minta Tolong
Polisi Selamatkan Anak Korban Perdagangan Orang
Kasus Bus Transjakarta, Ahok Dapat Usul Baru yang Aneh